Scroll untuk baca artikel
Berita

Pertumbuhan Ekonomi RI Triwulan III-2025 Capai 5,04 Persen, Ekonom Nilai Data BPS Terlalu Optimistis

×

Pertumbuhan Ekonomi RI Triwulan III-2025 Capai 5,04 Persen, Ekonom Nilai Data BPS Terlalu Optimistis

Sebarkan artikel ini
pertumbuhan ekonomi 2025
Ilustrasi

Angka bisa tampak indah di atas kertas, tapi apakah benar ekonomi Indonesia sedang tumbuh sehat—atau hanya sekadar terlihat kuat di data BPS?

BARISAN.CO – Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III-2025 sebesar 5,04 persen (year on year/yoy). Angka ini sedikit di atas perkiraan banyak ekonom dan media massa yang sebelumnya memprediksi pertumbuhan hanya berkisar 4,8 persen.

Ekonom Bright Institute, Awalil Rizky, menilai capaian tersebut memang sejalan dengan sinyal yang telah disampaikan oleh Purbaya Yudhi Sadewa, Ketua LPS, dan Febrio Kacaribu, Dirjen Strategi Ekonomi dan Fiskal Kemenkeu, pada Oktober lalu. Namun, ia menilai angka tersebut masih menyimpan sejumlah kejanggalan dan berpotensi terlalu optimistis dibandingkan kondisi riil ekonomi nasional.

“Prediksi saya sebelumnya di kisaran 5,02 persen. Jadi memang tidak jauh berbeda dari hasil BPS, tetapi bila dilihat secara mendalam, banyak komponen yang tidak sejalan dengan data lapangan,” ujar Awalil dalam analisisnya, Rabu (5/11/2025).

BPS juga melaporkan pertumbuhan ekonomi secara triwulanan (q-to-q) sebesar 1,43 persen, yang merupakan salah satu pertumbuhan triwulan ketiga terendah dalam beberapa tahun terakhir. Secara kumulatif (c-to-c), pertumbuhan selama tiga triwulan pertama 2025 tercatat 5,01 persen, juga menjadi yang terendah dalam empat tahun terakhir.

Dengan tren tersebut, Awalil memperkirakan pertumbuhan ekonomi sepanjang 2025 kemungkinan hanya mencapai 5,05 persen, atau masih di bawah target APBN sebesar 5,2 persen, dan jauh dari ambisi pemerintah untuk menembus 5,5 persen.

Meski begitu, capaian ini masih lebih tinggi dibandingkan proyeksi lembaga internasional seperti Bank Dunia dan IMF yang memperkirakan pertumbuhan Indonesia di bawah 5 persen.

Dari sisi sektoral, industri pengolahan menjadi motor utama dengan pertumbuhan mencapai 5,54 persen, melampaui laju ekonomi nasional. Jika tren ini berlanjut, maka 2025 akan menjadi tahun pertama sejak 2012 di mana industri tumbuh lebih tinggi dari pertumbuhan nasional.

Namun, Awalil mencatat ada ketidaksesuaian antara data BPS dan indikator lainnya seperti Manufacturing Purchasing Managers’ Index (PMI) yang sempat berada di zona kontraksi beberapa bulan sebelum kembali ekspansif pada Agustus. Selain itu, penjualan mobil, motor, semen, dan produk tekstil juga menunjukkan tren melemah.

“Bahkan, beberapa perusahaan industri besar melakukan PHK massal dan menutup pabrik. Ini menimbulkan pertanyaan apakah sektor manufaktur benar-benar tumbuh sekuat yang dilaporkan,” tulisnya.

Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan mencatat pertumbuhan 4,93 persen, tertinggi sejak 2013 dan jauh di atas rata-rata lima tahun terakhir sebesar 2,39 persen. Sementara perdagangan besar dan eceran tumbuh 5,49 persen, menyumbang andil signifikan sebesar 0,72 poin terhadap total pertumbuhan ekonomi.