Pada saat itu para penguasa muslim membuka berbagai pusat kegiatan keilmuan mulai dari Baghdad, Mesir, sampai ke Andalusia Spanyol. Baghdad menjadi kiblat ilmu pengetahun bagi ilmuan-ilmuan di Asia dan Cordoba yang memainkan peranan penting sebagai pusat intelektual di Eropa.
Di masa abad pertengahan ini ilmuwan Islam yakni Ibnu Firnas telah menemukan teori-teori sederhana tentang teknik penerbangan. Langkah-langkah nyata untuk menguji alat terbang pun telah dilakukan pada masa itu.
Jika di barat dikenal tokoh seperti, Sir George cayley, Otto Lilienthal dan Wright bersaudara yang telah berjasa merintis ilmu penerbangan menjadi industri modern. Sepertinya bukan hal yang berlebihan jika mengenal juga ilmuan-ilmuan muslim. Justru ilmuan Islam atau muslin ini telah melakukan eksperimen terbang 1.000 tahun mendahului Wright Bersaudara maupun André Jacques Garnerin.
Sosok Ibnu Firnas
Memiliki nama lengkap Abbas Qasim Ibnu Firnas. Di dunia barat lebih dikenal dengan nama Armen Firman. Ia dilahirkan pada tahun 810 M di Korah takrna, Izn-Rand Onda, Al-Andalus (kini Ronda, Spanyol) dari orang tuanya yang keturunan Maroko.
Ibnu Firnas lahir pada masa pemerintahan dinasti Umayyah. Antara lain Hakam, anakknya Abdulrahman II dan Muhammad I atau yang dijuluki dengan Amir Muhammad Amir Bin Abdulrahman.
Ribuan tahun sebelum masa kejayaan dunia Barat melalui Wright bersaudara, teknisi muslim bernama Abbas Ibnu Firnas telah membuat percobaan mesin terbang. Pada tahun 852, dia melompat dari menara Masjid Agung di Cordoba dengan menggunakan mantel/jubah longgar yang dikeraskan dengan kayu penopang.
Dia berharap dapat meluncur seperti burung, tapi ternyata tidak. Jubah yang ia pakai memperlambat dia jatuh, sehingga Ibnu Firnas mengalami sedikit luka. Dari lambat jatuh jubah tersebut, menjadi ide lahirnya parasut.
Pada tahun 875 saat usia 70 tahun, dengan menggunakan bulu-bulu elang dan sutera yang sudah disempurnakan. Ia mencoba lagi, melompat dari sebuah gunung. Abbas Ibnu Firnas berhasil terbang pada ketinggian dan bertahan di udara selama sekitar 10 menit. Akan tetapi ia mengalami kecelakaan sewaktu mendarat. Hal ini disebabkan dia tidak melengkapi peralatannya dengan ekor sehingga tidak dapat berhenti ketika mendarat.
Fakta ini juga diakui oleh ilmuan barat tentang cikal bakal lahirnya parasut. Yang telah ditemukan ilmuwan Muslim yakni Abbas Ibnu Firnas pada abad ke-9 M.
John H Lienhard dalam bukunya berjudul The Engines of Our Ingenuity menggambarkan uji coba terbang pertama dalam sejarah peradaban manusia yang terjadi pada tahun 852 M.