“Supaya wajah Monas itu, gambar Monas itu nanti menjadi ikon dunia,” ujar Anies.
“Itu cita-citanya. Eh, enggak boleh bapak-ibu. Ya, sudah, jadi pindah ke mana? Pindah ke Ancol,” tambahnya.
Karena tak diizinkan di kawasan Monas dengan alasan khawatir dapat menganggu kawasan cagar budaya, lokasi sirkuit dialihkan ke Ancol yang awalnya hanya tanah kosong tempat kambing merumput. Bahkan Ketua Umum PSI Giring Ganesha sempat kejeblos ke kubangan lumpur.
Ternyata penolakan pemerintah pusat ini malah berbuah hikmah. Justru yang menjadi latar belakang sirkuit Formula E adalah Jakarta International Stadium (JIS). Dan disebut-sebut bakal menjadi ikon baru Jakarta.
“Subhanallah, apa yang terjadinya? Gambarnya latar belakangnya Jakarta International Stadium (JIS),” kata Anies Baswedan.
“Jadi nanti kalau pertandingan background-nya JIS. Bukan kita yang menyiapkan. Digusur, digusur, digusur ya akhirnya kita di sini,” sambungnya yang juga disambut gemuruh tepuk tangan kader PKS.
Inilah susahnya ketika urusan olahraga diroasting untuk kepentingan politik lima tahunan. Kalau biji kopi yang diroasting tentu sangat nikmat tetapi kalau olahraga yang dipanggang, jadinya serba salah dan serba kikuk. Mungkin bisa blingsatan.
Ya, sayonara BUMN. Anda telah menyia-nyiakan momentum penting yang akan dicatat sejarah olahraga nasional dan dunia. Olahraga yang akan membawa visi masa depan yang ramah lingkungan.
Tapi jangan salahkan kalau nanti di tribun ada yang berteriak, “Nonton mau tapi diminta sponsor nggak ngasih!”