Scroll untuk baca artikel
Opini

Ada Kekhawatiran ‘Politis’ Bila Jokowi Menonton Langsung Formula E di Ancol

Redaksi
×

Ada Kekhawatiran ‘Politis’ Bila Jokowi Menonton Langsung Formula E di Ancol

Sebarkan artikel ini

SAMPAI saat ini memang belum ada kepastian Presiden Jokowi menonton langsung balap mobil listrik Formula E di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (4/5/2022).

Rencana Jokowi akan nonton langsung sebelumnya disampaikan Kepala Biro Operasional Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Marsudiyanto saat memantau persiapan tribun khusus (VIP), dua hari lalu.

Namun, apakah Jokowi akan hadir memenuhi undangan resmi Pemprov DKI Jakarta yang menjadi tuan rumah ajang balap mobil listrik ini? Pihak Istana tentu memiliki pertimbangan sendiri. Apalagi ajang olahraga yang seharusnya menjunjung sportivitas kadung tercemar toksin politik.

Kondisi ini bila tindak disikapi dengan bijak dan presisi justru dikhawatirkan malah akan mempermalukan atau paling minimal mengecewakan Presiden Jokowi.

Analis politik Rocky Gerung mengkhawatirkan para penonton nantinya malah berbalik menjadikan ajang tersebut berubah menjadi arena dukungan dan mungkin berteriak presiden kepada Anies Baswedan. Apalagi ajang balap yang bakal disiarkan langsung ke 170 negara tersebut tanpa keterlibatan perusahaan milik negara (BUMN).

Kekhawatiran Rocky Gerung sangat beralasan. Apalagi sebelumnya seperti diungkap senator asal Sulawesi Selatan Tamsil Linrung malah menyebut bukan hanya pemerintah memboikot keterlibatan BUMN menjadi sponsor tetapi juga ada dugaan upaya sistematis yang mengganggu sistem ticketing sehingga seolah-olah soldout. Padahal tiket belum terserap sepenuhnya.

Sampai-sampai Ketua DPD La Nyalla Mattalitti menginstruksikan para senator untuk memborong tiket yang belum laku dan menonton langsung Formula E. La Nyalla sangat paham — karena mantan Ketua Umum PSSI — kini saatnya untuk menghilangkan ego kepentingan dan ego pribadi demi kesuksesan ajang internasional sehingga membawa nama baik bangsa dan negara.

Isu pemboikotan BUMN tersebut dikhawatirkan nantinya akan menyebabkan ‘pembalasan’ dari para pendukung dengan meneriakkan presiden untuk Anies Baswedan atau ada spanduk-spanduk liar di tribun yang dapat menyudutkan pemerintah.

Sejak awal pemerintah pusat seperti setengah hati atau malah menyepelekan Formula E. Selain digempur dengan isu korupsi sampai dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), juga keinginan Anies Baswedan untuk menggelar balap di kawan Monas pun tak direstui.

Untuk soal ini, Anies Baswedan sampai harus curhat di Milad ke-20 Partai Keadilan Sejahtera di Istora Senayan Jakarta 29 Mei 2022. Anies Baswedan awalnya berharap balapan digelar di kawasan Monas yang menjadi ikon Jakarta.

“Supaya wajah Monas itu, gambar Monas itu nanti menjadi ikon dunia,” ujar Anies.

“Itu cita-citanya. Eh, enggak boleh bapak-ibu. Ya, sudah, jadi pindah ke mana? Pindah ke Ancol,” tambahnya.

Karena tak diizinkan di kawasan Monas dengan alasan khawatir dapat menganggu kawasan cagar budaya, lokasi sirkuit dialihkan ke Ancol yang awalnya hanya tanah kosong tempat kambing merumput. Bahkan Ketua Umum PSI Giring Ganesha sempat kejeblos ke kubangan lumpur.

Ternyata penolakan pemerintah pusat ini malah berbuah hikmah. Justru yang menjadi latar belakang sirkuit Formula E adalah Jakarta International Stadium (JIS). Dan disebut-sebut bakal menjadi ikon baru Jakarta.

“Subhanallah, apa yang terjadinya? Gambarnya latar belakangnya Jakarta International Stadium (JIS),” kata Anies Baswedan.

“Jadi nanti kalau pertandingan background-nya JIS. Bukan kita yang menyiapkan. Digusur, digusur, digusur ya akhirnya kita di sini,” sambungnya yang juga disambut gemuruh tepuk tangan kader PKS.

Inilah susahnya ketika urusan olahraga diroasting untuk kepentingan politik lima tahunan. Kalau biji kopi yang diroasting tentu sangat nikmat tetapi kalau olahraga yang dipanggang, jadinya serba salah dan serba kikuk. Mungkin bisa blingsatan.