Scroll untuk baca artikel
Lingkungan

Ahli Hidrologi Unsoed: Ada Potensi Perang Perebutan Air

Redaksi
×

Ahli Hidrologi Unsoed: Ada Potensi Perang Perebutan Air

Sebarkan artikel ini

Namun demikian, dia mengatakan, Indonesia sangat diuntungkan dengan kondisi geografis dengan banyak pulau dan dikelilingi oleh lautan.

“Sumber daya air kita melimpah. Ketergantungan pasokan air kita terhadap wilayah negara lain relatif kecil. Dari sisi suplai, Indonesia tidak mengalami masalah dengan pasokan air,” ujarnya.

Sayangnya, meski pasokan melimpah, Indonesia justru menghadapi masalah lain.

“Masalah besar Indonesia adalah pada tata kelola airnya. Suplai yang besar tersebut belum dimanfaatkan menjadi pasokan air yang aman dan stabil,” ungkap pria asal Blora ini.

Yanto menyebut, program pemerintah membangun 61 bendungan besar hingga 2024 patut diapresiasi sebagai upaya mitigatif mencegah terjadinya krisis air.

“Program ini perlu ditindaklanjuti oleh pemerintah untuk memastikan ketersediaan air per kapita penduduk meningkat sampai level aman,” tuturnya.

Dia memaparkan, terdapat dua hal yang mesti diperhatikan dalam menghadapi situasi kekeringan dan krisis air kedepannya.

“Pertama, memastikan volume air tertampung di badan air dan dapat didistribusikan untuk kepentingan rakyat memenuhi. Ini bisa dilakukan dengan pendekatan infrastruktur melalui pembangunan waduk, bendungan, bendung, danau, situ, dan lain-lain,” paparnya.

Selain itu, Yanto mengungkapkan perlu adanya pendekatan alamiah guna meningkatkan pengisian kembali air tanah melalui upaya reboisasi, penataan terhadap tata ruang, pembangunan sumur resapan, kolam resapan, dan lainnya.

“Kedua, dari sisi pemanfaatan air, perlu dikampanyekan penggunaan air yang lebih efisien baik untuk kebutuhan domestik maupun pertanian. Pendekatan teknologi irigasi yang lebih efisien juga sangat diperlukan untuk menurunkan tapak air (water footprint),” jelasnya. [rif]