Scroll untuk baca artikel
Risalah

Ajaran Jawa Tentang Kehidupan, Falsafah Kemerdekaan

Redaksi
×

Ajaran Jawa Tentang Kehidupan, Falsafah Kemerdekaan

Sebarkan artikel ini

Sedangkan dalam arti pusaka bahwa kita memiliki pusaka atau senjata. Senjata ini sebagai kemampuan untuk melindungi diri kita dari ancaman. Dalam dataran konotasi maka jiwa merdeka jika kita mampu memiliki keamanan atau bodyguard dalam konteks pebisnis kita memiliki pelayan ataupun pekerja.

4. Turonggo

Turonggo atau kuda (kendaraan) yakni mengajarkan kepada kita bahwa kita harus mampu mengendalikannya. Seperti bagaimana menungganginya, maka tali kendali itu harus kuat. Maka pada diri ini kita harus mampu mengendalikan nafsu dan ego kita.

Dalam konteks konotasi kemerdekaan ini turonggo memiliki maksud tumpangan atau kendaraan, bahwa dalam menjalani hidup ini kita harus memiliki fasilitas berupa kendaraan atau mobil.

Kendaraan sebagai media transportasi dan bahkan sekarang ini hampir masyarakat memiliki kendaraan dan menjadi prestise kehidupan bermasyarakat.

5. Wisma

Wisma atau rumah pandangan ini mengajarkan kepada kita bahwa kita harus menjadi rumah yang mampu menampung baik itu masalah di dalam keluarga maupun masalah orang lain. Menjadi ruang kesejukan yang memberikan kedamaian kepada siapa saja. Dalam konteks konotasi rumah menjadi alat ukur kemerdekaan yakni memiliki rumah yang bagus seperti gedung-gedung yang megah dan bahkan rumah tersebut dimaknai sebagai rumah usaha dengan memiliki beragam tempat usaha.

Inilah makna lima falsafah ajaran jawa tentang kehidupan dalam konteks kedirian kita, falsafah dalam bentuk makna denotasi dan konotasi tentang kemerdekaan diri kita.