Scroll untuk baca artikel
Gaya Hidup

Hubungan Bisa Kandas, Hati – Hati Phubbing Saat Berkencan

Redaksi
×

Hubungan Bisa Kandas, Hati – Hati Phubbing Saat Berkencan

Sebarkan artikel ini

Simpan ponsel saat berkencan. Jangan sampai hubungan kandas akibat phubbing.

BARISAN.CO – Hari ini, manusia cenderung tidak dapat dipisahkan dengan ponsel. Berbagai kemudahan diperoleh di tangan termasuk berkomunikasi serta mendapatkan informasi up-to-date.

Namun, di balik kemudahan itu ada risiko yang mengancam, yakni kandasnya hubungan. Hal itu terjadi saat kita sibuk dengan ponsel dan mengabaikan orang lain di hadapan kita . Di tahun 2012, agensi periklanan McCan mengistilahkan penghinaan itu dengan sebutan phubbing (phone snubbing).

Sebuah survei dari Hankamer School dari Universitas Baylor menemukan 46 persen responden yang telah di-phub oleh pasangannya dan 23 persen lainnya menyebut perilaku ini menciptakan konflik dalam hubungannya. Studi itu juga menemukan hubungan tidak langsung antara phubbing dan depresi karena pengabaian dari pasangannya. Akibatnya, ini dapat berdampak burruk pada hubungan serta kepuasan hidup kita.

Mengutip Womens Health, asisten profesor pemasaran di Universitas Baylor, Meredith E. David, PhD, mengatakan phubbing dapat membuat kedua pasangan menjadi merasa tidak nyaman. Meredith menyebut kontak mata dan pendengaran yang tajam diartikan dengan kepedulian atas pikiran dan perasaan pasangan.

Meredith mejelaskan, phubbing membuat orang mulai merasa tidak aman dan dikucilkan. Dia pun bertanya-tanya apa yang membuat ponsel menjadi prioritas.

Meredith menambahkan, alih-alih mencari orang lain untuk diajak bicara, orang yang di-phub menghilangkan kesepiannya menggunakan gawainya juga. Lebih jelasnya, mereka beralih ke media sosial sebagai upaya untuk merasakan sesuatu lagi.

“Ini menjadi siklus yang buruk. Interaksi tatap muka tidak memuaskan karena phubbing, dan beralih ke media sosial berdampak negatif bagi hubungan,” kata Meredith.

Dalam studinya, Meredith menemukan phubbing menghancurkan hubungan sedemikian rupa yang berimbas pada menurunnya kepuasaan hidup. Kebiasaan buruk itu bahkan disebut-sebut berpotensi mengakibatkan depresi.

Studi berjudul ‘My life is a major distraction from my cell phone‘ itu menemukan adanya peluang pertengkaran lebih mungkin terjadi akibat phubbing.

Meredith melanjutkan, seseorang yang berada di ujung spektrum kecemasan atau bermasalah dengan keercayaan lebih cenderung khawatir ditinggalkan.

“Kami menemukan phubbing membuat orang-orang ini menolak habis-habisan interaksi tatap muka. Ini juga memiliki efek hilir yang memengaruhi kesejahteraan mereka secara negatif,” lanjut Meredith.

Oleh karena itu, Meredith memberikan tiga solusi untuk menghindarinya. Pertama, ketika kita disibukkan dengan ponsel dan pasangan menegur kita, akui kesalahan dan perbaikilah.

Kemudian, pastikan saat sedang berkencan, ponsel tidak terlihat alias masukkan dalam tas. Sebab, saat muncul notifikasi di ponsel, itu bisa jadi akan membuat kita buru-buru segera melihat ponsel untuk mengetahui pesan yang muncul.

Jika memang kita sedang menunggu panggilan yang mendesak, seperti panggilan pekerjaan. Katakan kepada pasangan bahwa kita sedang menunggunya dan tidak masalah jika menaruhnya di atas meja saat sedang makan bersama. Akan tetapi, jika pesan-pesan lainnya juga ditanggapi, itu artinya kita berbohong dan bisa menimbulkan masalah.

Terakhir, Meredith menegaskan untuk menghentikan siklus phubbing. Ketika muncul pemberitahuan di ponsel, naluri pertama kita segera mengecek ponselnya untuk itu perlu untuk melawan dorongan tersebut.

“Kita harus menyadari, kadang-kadang di-phub tidak terhindari, jadi usahakan untuk tidak terlalu menganggapnya,” ujar Meredith.

Alih-alih membalas pasangan dengan menyibukkan diri dengan ponsel juga saat kencan, akan lebih baik jika melihat-lihat sekeliling. Melihat langit biru, pemandangan sekeliling, atau apa pun yang ada di sana. Merenungkan hal yang positif rasanya akan membebaskan diri dari gangguan abadi.