Scroll untuk baca artikel
Blog

Altruisme Emak-Emak dalam Pesta Demokrasi

Redaksi
×

Altruisme Emak-Emak dalam Pesta Demokrasi

Sebarkan artikel ini

Altruisme adalah perbuatan yang berorientasi pada kebaikan orang lain, dalam tubuh emak-emak yang bekerja giat sebagai relawan politik

KETULUSAN, empati, altruisme. Bah, benda asing dari mana itu?. demikian seringkali kita bertanya tentang masih adakah ketulusan dalam setiap pesta demokrasi pilkada, pemilu atau pilpres ?. Aku menemukannya. Dalam tubuh emak-emak yang bekerja giat sebagai relawan politik.  Mari kuceritakan kisahku, mungkin kisahmu juga.

Sejak kran demokrasi dibuka pasca reformasi 1998, civil society menjadi lebih kuat. Penegakan nilai demokrasi terlihat pada kebebasan berserikat dan berkumpul, menyampaikan pendapat, musyawarah mufakat serta pengakuan kesetaraan hak dan martabat manusia lainnya. Penguatan civvil society yakni penguatan masyarakat akar rumput adalah pintu masuk bagi penegakan nilai demokrasi. Sehingga meskipun sebuah sistem melemahkan demokrasi maka civil society menjadi alternatif bagi penegakan kualitas demokrasi.

Bukan rahasia, oligarki tanpa terasa berhasil menciduk kebebasan berdemokrasi. Kalang kabut didera politik uang ditambah dengan ketidakhati-hatian partai politik. Berkaitan dengan uang yang terlibat dalam setiap pemilihan legislatif/kepala daerah/presiden. Paling tidak penelitian Perludem tahun 2011 menyatakan uang yang bisa dipertanggungjawabkan oleh parpol dalam setiap pemilihan ataupun terkait dana partai, tidak lebih dari 12 persen.

Berarti ada 88 persen yang tidak diketahui dari mana masuknya, tidak bisa dikontrol. Maka hampir bisa dipastikan siapa yang memiliki 88 persen uang dalam parpol atau dalam pemilihan bisa dipastikan dialah pemilik parpol atau pemilik pemenang, itulah yang sebut operasi oligarki parpol.

Disinilah tangan-tangan kekuasaan ekonomi yang bermain lintas dunia, bukan negara menguasai negara, tapi global corporate yang berusaha mengamankan uang besar dalam satu operasi ekonomi dan mengamankan dari ancaman redistribusi ekonomi. Bisa dirasakan banyak regulasi penting di negara kita yang berkaitan dengan ekonomi global tidak pernah lepas dari cengkeraman operasi oligarki.   

Apa yang menarik dengan perempuan a.k.a emak emak?. Ternyata kondisi demokrasi yang terinterupsi  bukan menjadi penghalang bagi perempuan untuk hadir memberikan peguatan dengan segala altruis menjadi relawan politik.

Prinsip kerelawanan memang universal, namun lebih spesifik lagi pada relawan politik yang khusus menyukseskan agenda politik. Titik tekannya adalah pada non profit atau kesukarelaan. Organisasi politik menurut Drucker sesungguhnya adalah organisasi sukarela[1], karena orang punya kepentingan yang sama, maka mereka bekerjasama secara sukarela. Kerelawanan perempuan memiliki sisi pembeda dibandingkan kerelawanan lainnya.

Kita membahas tentang kerelawan politik perempuan sebab disini ada saja cerita yang bisa kita petik hikmahnya. Saat ini pesta demokrasi (pilkada/pemilu/pilpres) yang sehat. Jika tepat, maka sikap partisipan bukan transaksional tapi transformatif. Pesta demokrasi yang sehat kelak akan mendapatkan pemimpin yang transformatif, bukan pemimpin transaksional.

Jika ada relawan di sektor sosial, maka ada juga relawan politik. Yakni orang yang bekerja sukarela pada pemilu/pilpres/pilkada . Kerelawanan perempuan dalam pilkada sebenarnya adalah model partisipasi perempuan. Meskipun tak menjadi ukuran dalam variabel partisipasi, namun realita di bilik pencoblosan perempuan hadir lebih banyak daripada laki-laki. Sementara itu  keterwakilan perempuan di parlemen sangat rendah. Menurut data dari World Bank (2019) negara Indonesia menduduki peringkat ke – 7 se Asia Tenggara untuk keterwakilan parlemen.

Jumlah partisipasi perempuan di bilik pencoblosan tak berbanding lurus dengan keterwakilan di parlemen yang angkanya tidak sampai 30 persen. Pentingnya peningkatan keterwakilan perempuan di politik supaya pengambilan keputusan politik lebih akomodatif dan subtansial. Selain itu menguatkan demokrasi yang senantiasa memberikan gagasan terkait perundang-undangan pro perempuan dan anak di ruang publik.