Sehingga tindakannya itu dilakukan bukan karena paksaan melainkan secara sukarela diinginkan oleh yang bersangkutan, misalnya menyumbangkan pakaian kepada korban banjir. Ciri ketiga adalah hasil akhir dari tindakan ini bukan untuk kepentingan diri sendiri, atau tidak ada maksud lain.
Alutrisme relawan politik mungkin akan mendapatkan ganjaran secara personal bahwa mereka mempunyai kesempatan untuk pemenuhan diri sendiri. Secara sosial relawan mempunyai kesempatan untuk mengembangkan hubungan interpersonal. Dan secara ekonomi, mereka mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pengalaman kerja. Relawan dengan usia tua lebih mengutamakan hubungan sosial sedangkan relawan dengan usia muda lebih bertujuan untuk mendapatkan pengalaman kerja.
Altruisme merupakan motivator utama seorang relawan untuk bergabung dalam anggota relawan. Misalnya saat itu adalah motivasi ingin membantu Anies Baswedan dan Sandiaga Uno untuk menang dalam Pilkada DKI mengalahkan Basuki Tjahaja Purnama yang diketahui punya kebijakan penggusuran dan melakukan reklamasi di laut utara Jakarta.
Sifat altruisme hanya dapat dilakukan ketika orang tersebut dengan sadar mau untuk melakukannya dan tidak bisa dipaksa atau bahkan dipengaruhi. Altruime meningkatkan self esteem para relawan yakni dapat mingkatkan perasaan bahwa relawan adalah seorang
pribadi yang berharga dimata orang lain (self esteem).
Membantu sesama tanpa mengharapkan imbalan apapun, membantu dengan tujuan meringankan beban sesama merupakan salah satu bentuk dari perilaku altruisme. Ini merupakan motivasi menolong dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan orang lain. Ketika seseorang melihat penderitaan orang lain, selain akan memunculkan kesedihan dan tekanan personal, juga akan memunculkan emosi yang lain yaitu perasaan empati yang mendorong untuk menolong.
Motivasi menolong ini bisa sangat kuat sehingga seseorang bersedia terlibat dalam aktivitas menolong yang tidak menyenangkan, berbahaya, bahkan mengancam jiwanya. Altruisme dapat didefinisikan sebagai salah satu tindakan pro-sosial dengan alasan meningkatkan kesejahteraan orang lain tanpa ada kesadaran akan imbalan atau timbal balik.
Perempuan seringkali melakukan ini, mengambil resiko untuk meolong orang lain, meskipun berbahaya. Contohnya pada saat Pilkada DKI, aktifitas menyebarkan leaflet di kantong suara lawan adalah membahayakan, karena lelaki di kawasan ini galak dan cenderung anarkis. Tapi ibu Zaskia bercerita dengan begitu semangatnya dia masuk ke rumah-rumah warga membawa leaflet Anies Sandi agar pesan kampanye tiba di rumah penduduk, dan meskipun terancam mendapatkan persekusi dia gak peduli. Dia yakin laki-laki tidak mungkin memukulinya. Selain melanggar norma, itu juga menjadi preseden buruk bagi paslon yang di dukungnya. Itu sedikit cerita heroik para perempuan yang altruistik.
Perempuan meyakini keadilan dunia. Yaitu keyakinan bahwa dalam jangka panjang yang salah akan dihukum dan yang baik akan dapat ganjaran. Orang yang keyakinannya kuat terhadap keadilan dunia akan termotivasi untuk mencoba memperbaiki keadaan ketika mereka melihat orang yang tidak bersalah menderita. Maka tanpa pikir panjang mereka segera bertindak memberi pertolongan jika ada orang yang kemalangan.
Kerelawan perempuan politik memiliki jiwa altruisme yang sangat baik jika dikelola untuk mewujudkan sistem demokrasi negara yang lebih baik. Tapi jika hanya dianggap sebagai pelengkap (bahkan penderita) saja, maka bisa dikatakan itulah contoh berdemokrasi kita hari ini. Alih alih menjadi kesempatan justru menjadi bumerang.