Apakah Altruisme
Beberapa sikap relawan perempuan menunjukkan karakteristik seorang altruis, menurut Taylor, Peplau dan Spears (2009) altruisme adalah tindakan sukarela yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang untuk menolong orang lain tanpa mengharapkan imbalan apapun, kecuali telah memberikan suatu kebaikan. Bierhoff, Klein dan Kramp (dalam Pujiyanti, 2008)[2] karakteristik individu yang altruistik adalah memiliki konsep diri yang empati, meyakini dunia sebagai mana adanya, memiliki rasa tanggung jawab sosial, memiliki egosentrisme yang rendah, dan memiliki internsal locus of control.[3]
perempuan lebih mengekspresikan tingkat empatinya yang lebih tinggi daripada laki-laki, hal ini disebabkan oleh perbedaan genetis atau perbedaan pengalaman sosialisasi. Perempuan dalam hidupnya sebagian besar lebih berpatisipasi aktif pada perkembangan orang lain, perempuan sering mencoba berinteraksi dengan orang lain dengan maksud membantu perkembangan orang lain dalam berbagai dimensi secara emosional, intelektual dan sosial.[4]
Altruisme berasal dari kata alter yang artinya “orang lain”. Secara bahasa altruisme adalah perbuatan yang berorientasi pada kebaikan orang lain. Pada altruistik tindakan seseorang untuk memberikan bantuan pada orang lain bersifat tidak mementingkan diri sendiri. Yang termasuk altruisme disini adalah empati, dimana empati adalah kemampuan berfikir objektif tentang kehidupan terdalam dari orang lain.
Kemudian keinginan memberi, meskipun menguntungkan bagi orang lain yang mendapatkan perlakuan demikian untuk memenuhi kebutuhan orang lain, perilaku ini dapat berupa barang atau yang lainnya. Sukarela adalah tindakan yang dilakukan semata untuk kepentingan dan kebutuhan orang lain, tidak ada keinginan untuk memperoleh imbalan.
Sebuah tindakan disebut altruisme jika memenuhi tiga ciri, memberikan manfaat bagi orang yang ditolong atau berorientasi untuk kebaikan orang yang akan ditolong, karena bisa jadi seseorang berniat menolong, namun pertolongan yang diberikan tidak disukai atau dianggap kurang baik oleh orang yang ditolong. Ciri kedua adalah pertolongan yang diberikan berproses dari empati atau simpati yang selanjutnya menimbulkan keinginan untuk menolong.
Sehingga tindakannya itu dilakukan bukan karena paksaan melainkan secara sukarela diinginkan oleh yang bersangkutan, misalnya menyumbangkan pakaian kepada korban banjir. Ciri ketiga adalah hasil akhir dari tindakan ini bukan untuk kepentingan diri sendiri, atau tidak ada maksud lain.
Alutrisme relawan politik mungkin akan mendapatkan ganjaran secara personal bahwa mereka mempunyai kesempatan untuk pemenuhan diri sendiri. Secara sosial relawan mempunyai kesempatan untuk mengembangkan hubungan interpersonal. Dan secara ekonomi, mereka mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pengalaman kerja. Relawan dengan usia tua lebih mengutamakan hubungan sosial sedangkan relawan dengan usia muda lebih bertujuan untuk mendapatkan pengalaman kerja.