Besoknya, sambil mondar-mandiri di halaman rumah, sang sopir dengan tampang gembira menyapa Kiai Somad, “Pak Kiai, kapan kita ke luar kota lagi?”
“Jelas sudah persoalannya,” pikir Pak Kiai. “Lain kali mustinya panitia lebih hati-hati, harus tepat memberi jatah amplop masing-masing.”
Berangkat dari peristiwa yang dialami Kiai Said, Kiai Ma’ruf hingga apa yang diceritakan Gus Dur, apa mungkin sebaiknya kalangan pesantren menyiapkan QR Code untuk menerima sumbangan? Soalnya, belakangan ini, kalau ngomongin amplop selalu sensitif.
Penulis: Busthomi Rifa’i