Pada saat masalah dan tantangan makin berat dan bersifat kompleks, dinamika sosial politik negeri justeru ditandai isyu politik identitas. Hal yang dahulu biasa disebut sebagai isyu suku, agama, ras, dan antar suku (SARA). Isyu yang dapat saja berkembang menjadi faktor penghambat kemampuan NKRI menjawab tantangan zaman di masa kini dan mendatang.
Berbagai tantangan yang disebut di atas tentu saja merupakan tanggung jawab seluruh komponen bangsa Indonesia. Namun, pemimpin nasional lah yang mestinya paling bertanggung jawab untuk menentukan strategi pokok serta menjalankan kebijakan-kebijakan utama yang konsisten. Berdasar dinamika politik selama ini, Pemimpin nasional dimaksud terutama adalah Presiden.
Kesempatan bagi rakyat Indonesia untuk memilih Presiden yang mampu memimpin NKRI menjawab tantangan di atas adalah pada Pemilihan Presiden tahun 2024 mendatang. Presiden yang memiliki karakteristik, kapasitas dan rekam jejak hidup yang sesuai. Presiden yang visoner melihat apa yang ingin dicapai pada masa mendatang, beserta segala soalan dan tantangan yang akan dihadapi.
Penulis menilai hanya Anies Baswedan lah yang memenuhi persyaratan menjadi Presiden yang akan mampu menjawab tantangan masa depan NKRI.
Penilaian penulis sejalan pula dengan apa yang dikemukakan oleh Rocky Gerung bahwa pemimpin (Presiden) harusnya orang yang memiliki “narasi” atau ide-ide besar. Juga dengan yang pandangan Awalil Rizky tentang pemimpin hebat mesti memiliki ide-ide yang berdasar pemikiran teknokratis, atau dilandasi hasil kajian atau penalaran ilmiah.
Sudah sejak lama dan berulang kali, Anies Baswedan mengutarakan tentang tujuan kemerdekaan merupakan janji kemerdekaan. Janji yang harus dipenuhi. Pemakaian istilah janji menggambarkan kemampuan beliau dalam narasi.
Visi beliau tersebut telah pula diterjemahkan pada berbagai kesempatan dalam hidupnya. Bahkan, sebelum memperoleh kesempatan menjadi Menteri dan Gubernur. Keterlibatan aktif dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa telah dilakukannya secara serius dan berdampak luas. Salah satu yang menonjol berupa gerakan Indonesia Mengajar.
Ketika Anies Baswedan menjadi Menteri Pendidikan, dikedepankan istilah ekosistem pendidikan. Istilah yang dijelaskan secara tegas dan terukur dalam Rencana Strategis Kementerian kala itu, dan diturunkan dalam berbagai kebijakan dan program. Istilah ekosistem pendidikan disandingkan pula dengan istilah lain seperti partisipasi dan kolaborasi.
Rekam jejak lima tahun sebagai Gubernur DKI Jakarta makin meneguhkan bahwa Anies Baswedan merupakan pemimpin yang memiliki ide-ide besar yang bersifat teknokratis. Dengan kepemimpinan yang efektif dan efisien, sebagian besar ide bisa diwujudkan. Tentu dengan keterbatasan waktu dan wewenangnya, belum seluruhnya bisa terwujud, namun telah berhasil meletakkan fundasi untuk diselesaikan oleh pelanjutnya.