Scroll untuk baca artikel
Blog

Anies Membangun Peradaban dari Jalan Raya

Redaksi
×

Anies Membangun Peradaban dari Jalan Raya

Sebarkan artikel ini

Dalam dua tahun Anies membangun “Tapal Kuda Lenteng Agung-Tanjung Barat” di Pasar Minggu, Jakarta Selatan dan Senen Extension di Senen, Jakarta Pusat. Kedua jalan ini kini menjadi ikonik Jakarta karena pembangunan dengan desain yang artistik.

Tapal Kuda sebagai sarana putar balik kendaraan sangat membantu kelancaran kendaraan arah Jakarta Selatan-Kota Depok. Sedangkan Senen Extension mengurai macet simpang lima Senen. Kedua proyek ini dibangun dengan gaya Betawi Modern yang sangat instagramable.

Belum juga berhenti, untuk kian memantapkan Jakarta sebagai kota yang punya peradaban tinggi, Anies membangun jaringan utilitas bawah tanah.

Proyek yang diberi nama Sarana Jaringan Utilitas Terpadu (SJUT) ini tidak hanya menjadikan jalanan dan trotoar yang indah dipandang mata tetapi juga menghilangkan kesan semrawut langit Jakarta akibat kabel listrik yang melingkar juga tiang-tiang listrik pada trotoar atau badan jalan.

Sekarang kita dapat melihat wajah jalanan Jakarta tanpa kesamrawutan kabel dan tiang listrik. Proyek SJUT ini ditargetkan sampai akhir tahun 2021 sudah mencapai panjang 213,702 Km dikerjakaan oleh Perusahaan Daerah Sarana Jaya dan Jakarta Propertindo. Beberapa wilayah yang telah rampung SJUT di antaranya Jl. Cikini Raya, Jl. Kemang Raya, Jl. Keramat Raya, Jl. Salemba Raya, Jl. Lenteng Agung.

Karya besar Anies yang bahkan mendapat pengakuan dunia adalah JakLingko. Gagasan untuk mengintegrasikan seluruh moda transportasi di Ibu Kota dan kawasan Jabodetabek. Dengan JakLingko, Anies mengintegrasikan dari pejalan kaki, pesepeda, disabilitas, TransJakarta, Angkot JakLinko, MRT dan LRT. Dengan JakLingko hanya dengan satu kartu transportasi kini warga Jakarta dapat berpindah dari beragam moda transportasi dalam satu rute perjalanan.

Untuk menggenapkan jalanan sebagai “ruang ketiga” juga menggenapkan Jakarta sebagai kota peradaban, lewat JakLingko, Anies juga mengampanyekan dan mendorong kesadaran berkendaraan di Jakarta.

Pejalan kaki, disabilitas, dan pesepeda kini mendapat ruang yang terbuka di Ibu Kota. Kesadaran kian muncul untuk melihat bahwa transportasi itu bukan hanya kendaraan pribadi tetapi kaki adalah alat transportasi yang asasi diberikan Tuhan Yang Maha Esa.