Scroll untuk baca artikel
Terkini

Antisipasi Resesi Seks, Otoritas Cina Beri Izin Cuti 30 Hari bagi Pengantin Baru

Redaksi
×

Antisipasi Resesi Seks, Otoritas Cina Beri Izin Cuti 30 Hari bagi Pengantin Baru

Sebarkan artikel ini

Jumlah kelahiran di Cina tahun lalu menurun dan menjadi yang terendah dalam enam dekade terakhir.

BARISAN.CO Pemerintah Cina tampak mulai antisipatif atas fenomena resesi seks. Sejumlah provinsi di Negeri Tirai Bambu mulai memberikan izin cuti menikah selama 30 hari dan dibayar.

Kebijakan itu diumumkan lewat koran resmi Partai Komunis Cina, People’s Daily Health. Hal ini dilakukan demi mendorong pernikahan dan angka kelahiran di masyarakat.

Adapun lamanya cuti bervariasi antara provinsi satu dan lainnya. Shanghai memberikan cuti 10 hari. Sichuan hanya tiga hari. Provinsi Gansu dan provinsi Shanxi memberi cuti menikah 30 hari.

“Cuti menikah yang lebih panjang dilaksanakan di beberapa provinsi dan kota dengan perkembangan ekonomi yang relatif lambat,” demikian tertulis dalam People’s Daily Health, seperti dikutip Antara, Kamis (23/2/2023).

Penurunan Populasi Cina

Resesi seks adalah istilah yang menggambarkan penurunan aktivitas seksual pada populasi luas. Ini disebabkan berbagai faktor seperti stres, kelelahan, depresi, dan masalah kesehatan mental.

Ada pula faktor lain yang termasuk misalnya biaya hidup maupun kebijakan pemerintah di masa lalu yang membatasi jumlah anak dalam sebuah keluarga.

Tahun lalu, Cina mengalami penurunan populasi untuk pertama kalinya dalam enam dekade. Kecenderungan ini diprediksi bakal berlangsung lama.

Tercatat, angka kelahiran pada tahun 2022 adalah sebesar 6,77 kelahiran per 1.000 orang. Kebijakan satu anak yang diberlakukan dari 1980 hingga 2015 disebut-sebut merupakan faktor terbesar menurunnya tingkat kelahiran ini.

Selain itu, otoritas Cina juga mengaku tingginya biaya pendidikan juga mendorong masyarakat untuk merasa cukup memiliki satu anak, atau bahkan tidak memiliki sama sekali.

Menurut beberapa ahli, penurunan jumlah penduduk di Cina bisa memberi dampak terhadap aktivitas perekonomian negara. Hal ini terutama terkait ketersediaan tenaga kerja di masa mendatang yang semakin berkurang.

Adapun selain kebijakan cuti panjang bagi pengantin baru, otoritas setempat disebut juga sedang merancang kebijakan pendukung lain. Di antaranya subsidi perumahan dan cuti berbayar untuk ayah baru. [dmr]