Doa memiliki peran sentral dalam kehidupan seorang Muslim, terutama ketika menghadapi kesulitan seperti penyakit. Dengan mengucapkan “syafakillah laa ba’sa thohurun insya allah,” tidak hanya menyampaikan harapan sembuh, tetapi juga memohon kepada Allah agar memberikan kekuatan dan kesabaran kepada yang sakit. Doa ini mengandung harapan bahwa Allah akan memberikan penyembuhan dan sekaligus membersihkan dosa-dosa, memberikan rasa tenang dan kepasrahan kepada kehendak-Nya.
Menjenguk orang sakit bukan sekadar rutinitas sosial, tetapi juga merupakan bentuk nyata dari menjaga dan memperkuat tali silaturahmi. Dalam Islam, menjaga hubungan baik dengan sesama adalah sebuah kewajiban. Dengan menjenguk orang sakit dan mengucapkan “syafakillah laa ba’sa thohurun insya allah,” kita menunjukkan rasa cinta dan perhatian kepada sesama, yang merupakan cerminan dari ajaran Islam untuk saling mengasihi dan membantu. Ini adalah salah satu cara untuk merajut kembali ikatan sosial yang mungkin terputus oleh kesibukan sehari-hari.
Melalui tindakan menjenguk orang sakit dan mengucapkan doa serta ungkapan penghiburan, kita juga memberikan contoh yang baik kepada generasi muda. Anak-anak dan remaja yang melihat orang tua atau orang dewasa di sekitar mereka melakukan perbuatan ini akan belajar tentang pentingnya empati, kepedulian, dan kasih sayang. Mereka akan mengerti bahwa dalam Islam, setiap individu memiliki tanggung jawab sosial untuk saling membantu dan memberikan dukungan, terutama dalam masa-masa sulit.
Ungkapan “Laa Ba’sa Thohurun Insyaallah” adalah salah satu contoh bagaimana bahasa dan agama dapat bergabung untuk memberikan dukungan dan penghiburan. Ini mencerminkan keyakinan mendalam dalam Islam bahwa setiap cobaan, termasuk penyakit, memiliki makna dan tujuan yang lebih besar. Dengan mengucapkan ungkapan ini, kita tidak hanya mendoakan kesembuhan fisik bagi yang sakit tetapi juga mengingatkan mereka akan rahmat dan kasih sayang Allah yang selalu menyertai kita dalam setiap keadaan.[]