Scroll untuk baca artikel
Khazanah

Asal Mula Azan Disyariatkan

Redaksi
×

Asal Mula Azan Disyariatkan

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Asal mula azan disyariatkan pada tahun pertama hijriah. Saat sahabat Nabi Muhammad Saw Bilal bin Rabbah mulai kumandangkan azan sebagai penanda tiba waktu salat.

Sejarah azan tidak dapat lepas dari sosok Bilal bin Rabbah pemuda berkulit hitam yang memiliki suara merdu. Ia adalah sahabat Rasulullah orang yang pertama kali azan. Adapun kisah atau asal mula azan disyariatkan dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan Imam Muslim dalam kitab Shahih Muslim.

Rasulullah Saw bersabda:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّهُ قَالَ كَانَ الْمُسْلِمُونَ حِينَ قَدِمُوا الْمَدِينَةَ يَجْتَمِعُونَ فَيَتَحَيَّنُونَ الصَّلَوَاتِ وَلَيْسَ يُنَادِى بِهَا أَحَدٌ فَتَكَلَّمُوا يَوْمًا فِى ذَلِكَ فَقَالَ بَعْضُهُمُ اتَّخِذُوا نَاقُوسًا مِثْلَ نَاقُوسِ النَّصَارَى وَقَالَ بَعْضُهُمْ قَرْنًا مِثْلَ قَرْنِ الْيَهُودِ فَقَالَ عُمَرُ أَوَلاَ تَبْعَثُونَ رَجُلاً يُنَادِى بِالصَّلاَةِ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم « يَا بِلاَلُ قُمْ فَنَادِ بِالصَّلاَةِ ».

Suatu waktu ketika kaum muslimin tiba di Madinah, mereka berkumpul sembari menunggu waktu salat. Namun tidak seorang pun di antara mereka yang bisa memberitahukan bahwa waktu salat telah masuk. Sehingga pada suatu hari mereka bermusyarawah untuk membahas persoalan tersebut.

Sebagian sahabat mengusulkan agar menggunakan lonceng sebagaimana yang digunakan oleh orang-orang Nasrani dan sebagian yang lain dengan tanduk sebagaimana digunakan oleh orang-orang Yahudi dalam upacara keagamaan mereka.

Namun sahabat Umar bin Khattab berkata “Alangkah baiknya kalian menjadikan seseorang yang bertugas untuk memanggil orang-orang salat”, kemudian Rasulullah Saw menyetujui usulan Umar dan berkata “wahai Bilal, berdirilah serta panggillah manusia untuk mendirikan salat!

Sedangkan menurut riwayat Abu Daud, ada tambakan teks redaksi Rasulullah Saw bersabda:

عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ عَمِّهِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ قَالَ أَرَادَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- فِى الأَذَانِ أَشْيَاءَ لَمْ يَصْنَعْ مِنْهَا شَيْئًا قَالَ فَأُرِىَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ زَيْدٍ الأَذَانَ فِى الْمَنَامِ فَأَتَى النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم فَأَخْبَرَهُ فَقَالَ « أَلْقِهِ عَلَى بِلاَلٍ »

“Abdullah bin Zaid berkata: “Nabi Muhammad Saw berkeinginan untuk mencari cara dalam memberitahukan waktu salat (azan), namun beliau belum juga menemukannya”. Abdullah bin Zaid telah bermimpi mengenai kalimat-kalimat azan dalam tidurnya. Lalu dia mendatangi Nabi SAW untuk memberitahukan hal tersebut, kemudian Nabi SAW pun berkata “Ajarkanlah kata-kata itu kepada Bilal!”.”

Di dalam riwayat lain sejarah azan atau asal mula azan dijelaskan juga pada saat Abdullah bin Zaid menceritakan mimpinya mengenai lafal-lafal azan itu kepada Rasulullah Saw. Sahabat Umar bin Khattab juga mengakui hal yang sama bahwa beliau telah bermimpi dengan mimpi yang serupa dengan Abdullah bin Zaid.

Setelah itu Nabi Muhammad Saw berseru sembari memuji Allah Swt sebagai bentuk kegembiraan beliau dengan berita tersebut. Semenjak itu azan dijadikan sebagai pengingat masuknya waktu salat hingga Rasulullah Saw wafat. [Luk]