Berkaitan dengan ekonomi, sebagian besar responden (87 persen) di seluruh negara Asia Tenggara yang disurvei menyatakan bahwa mereka khawatir dengan jaminan pekerjaan mereka.
Walaupun sebagian besar dari kelompok ini (70 persen) mengungkapkan saat ini mereka memiliki cukup dana untuk berbelanja kebutuhan pokok, namun mereka tetap merasa khawatir tentang tabungan untuk masa depan. Dalam hal ini, 77 persen responden bahkan percaya bahwa untuk bisa memenuhi kebutuhan finansial mereka perlu mengambil pekerjaan lain.
Kendati demikian, sebagian besar anak muda Indonesia (sebanyak 61 persen) merasa bahwa pemerintah telah menerapkan kebijakan yang memadai untuk pemulihan dan pertumbuhan pasca pandemi, sementara 30 persen lebih merasa kebijakan pemerintah masih normatif, dan 10 persen merasa khawatir.
Dengan mempertimbangkan ketidakpastian pasar kerja saat ini, sebanyak 47 persen anak muda Indonesia secara tentatif optimis pada peluang peningkatan keterampilan secara lokal.
Kesehatan
Dalam hal layanan kesehatan, sebagian besar anak muda Indonesia yang disurvei percaya bahwa penyediaan layanan kesehatan dasar di Indonesia baik, dan sebagian besar percaya bahwa keterjangkauan dan aksesnya memadai – masing-masing sebesar 56 persen dan 58 persen, menunjukkan perbedaan yang tipis.
Terlepas dari pemikiran optimis yang hati-hati untuk memenuhi jaminan dasar, sebagian besar responden lokal (87 persen) masih memiliki komentar positif tentang kecukupan peluncuran vaksin COVID-19.
Berbicara tentang hal-hal yang lebih sensitif secara budaya seperti kesehatan seksual, anak muda Indonesia terlihat agak terbuka. Hal ini terlihat dari sebagian besar responden, yakni hampir 50 persen.
Keterbukaan ini juga diterjemahkan – meskipun dalam tingkat yang lebih besar – ke dalam pendapat mereka tentang pembahasan masalah kesehatan mental. Sebanyak 64 persen anak muda Indonesia lebih bersedia untuk mendiskusikannya dengan lingkaran yang mereka percaya.
Pendidikan & Pilihan Hidup
Di seluruh wilayah, sebagian besar responden percaya bahwa memperoleh pendidikan dasar dan tinggi itu mudah – tren yang diikuti di Indonesia pada 70 persen (pendidikan dasar) dan 83 persen (pendidikan tinggi) responden lokal.
Dalam hal apakah sistem pendidikan Indonesia sangat kompetitif, hampir 60 persen responden setuju. Namun, ada sentimen positif yang lebih rendah terhadap kemampuan mereka untuk menangani stres terkait pendidikan, tercermin pada sebagian besar responden (46 persen) yang tidak yakin, dibandingkan dengan 43 persen yang lebih positif.
Ketika ditanya tentang pilihan hidup mereka, responden diberi daftar hal-hal yang ingin dicapai dalam hidup untuk mengukur tingkat kepentingannya. Di Indonesia, Kesehatan ada di peringkat tertinggi (94 persen), diikuti oleh keluarga dan pendidikan (keduanya 93 persen), perlindungan terhadap lingkungan (90 persen) dan pengembangan pribadi (87 persen).