Sehingga, kelakuan mereka yang umumnya membabat habis sebagian besar hutan hujan tropis adalah absolute presentness; bukan hasil sejarah masa lampau, bukan untuk persiapan masa depan, yang mana itu mematahkan jaring kehidupan dan memicu krisis-krisis kesehatan.
Satu dari banyak konsekuensi tindakan merusak ini adalah bahwa virus, yang hidup bersimbiosis dengan spesies hewan tertentu, melompat dari spesies tersebut ke manusia, di mana mereka sangat beracun atau mematikan. Virus Corona menyebar dari satu spesies kelelawar ke manusia di Tiongkok, dan dari sana menyebar dengan cepat ke seluruh dunia.
Barangkali memang tidak ada yang baru dalam pandangan Capra. Apalagi memang, ia sudah menuliskan pandangan semacam ini sejak beberapa dekade lalu. Meski tetap saja, pada gilirannya, soal lingkungan yang ia kemukakan selalu benar dilihat dari sisi manapun, dan semakin valid dari waktu ke waktu.
Pada kenyataannya, sejak lama Fritjof Capra (dan ilmuwan lainnya) telah mengatakan bahwa ada konsekuensi tajam atas pembangunan sosial, ekonomi, dan sistem-sistem yang tidak berbasis lingkungan. Sayangnya, selama ini peringatan ilmuwan diabaikan pemimpin politik maupun korporasi multinasional. Dalam kaitannya dengan keberadaan Covid-19, mereka pun sebetulnya sebatas ‘terpaksa’ memperhatikan soal kerusakan-kerusakan yang mereka sebabkan.