Scroll untuk baca artikel
ragam

Bank Indonesia Perkuat Pasar Keuangan Syariah Menuju Pusat Eksyar Dunia

×

Bank Indonesia Perkuat Pasar Keuangan Syariah Menuju Pusat Eksyar Dunia

Sebarkan artikel ini
Bank Indonesia Perkuat Pasar Keuangan Syariah
Ilustrasi

Langkah tersebut memperlihatkan bahwa pengembangan PUVA tidak bisa hanya bertumpu pada regulasi, tetapi harus menjadi gerakan bersama yang melibatkan semua pemangku kepentingan.

Di sisi moneter, BI juga mengembangkan instrumen yang setara dengan konvensional agar tercipta level playing field. Kehadiran Sukuk Bank Indonesia (SukBI) dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI) menjadi bukti nyata.

Instrumen ini dipakai bank syariah untuk mengatur likuiditas sekaligus menyediakan sarana investasi yang aman dan sesuai prinsip syariah.

Transformasi operasi moneter pun digeser ke arah Pro Market. Artinya, pembentukan harga tidak lagi semata dikendalikan BI, tetapi digerakkan mekanisme pasar melalui partisipasi primary dealer.

Harapannya, suku bunga dan nilai tukar terbentuk lebih efisien, transparan, dan berkontribusi positif bagi stabilitas keuangan.

Meski begitu, BI tidak menutup mata bahwa sebagian besar likuiditas bank syariah masih bergantung pada transaksi langsung dengan BI. Tantangannya adalah mendorong transaksi antarbank agar mekanisme pasar benar-benar berjalan.

Di luar urusan moneter dan PUVA, BI juga memandang pentingnya menghidupkan ekosistem ekonomi syariah secara lebih luas. Salah satunya melalui program Bulan Pembiayaan Syariah (BPS).

Program yang digelar sejak 2024 ini bukan hanya ajang pameran, melainkan ruang kolaborasi antara pemerintah, lembaga keuangan, UMKM, hingga startup.

Catatannya cukup impresif: lebih dari Rp1,5 triliun business deals tercapai pada tahun pertama, melibatkan hampir 300 UMKM dan belasan startup.

Pada 2025, BPS akan digelar lebih masif dengan rangkaian bootcamp, business coaching, hingga halal demo day. Ada pula agenda lelang wakaf dan kampanye gerakan sadar wakaf, yang menunjukkan keterhubungan erat antara sektor komersial dan sosial dalam keuangan syariah.

Jalan Panjang Menuju Pusat Eksyar Global

Di tengah segala capaian, ada beberapa tantangan krusial. Pertama, partisipasi Unit Usaha Syariah (UUS) masih rendah.

Data 2023 menunjukkan ada enam UUS yang bahkan tidak pernah melakukan transaksi di PUAS. Kedua, segmentasi pasar yang masih kuat menuntut adanya konsolidasi perbankan syariah agar skala ekonomi lebih efisien.

Ketiga, utilisasi instrumen baru seperti SukBI dan SUVBI di pasar sekunder masih terbatas. Padahal, semakin aktif instrumen ini ditransaksikan, semakin dalam pula pasar keuangan syariah kita.

Namun, BI optimistis. Dengan strategi pro-market, regulasi yang adaptif, serta sinergi lintas pihak, jalan menuju Indonesia sebagai pusat eksyar dunia semakin terbuka.