Belum lama ini juga, sebuah artikel The Seattle Times mengungkapkan, sebagian besar baterai kendaraan listrik dibuat dari nikel. Artikel berjudul “Electric vehicles are great, but the environmental cost of nickel batteries is too high” menjelaskan, tidak seperti banyak mineral yang dapat ditambang dalam penggalian dalam yang luasnya relatif kecil, nikel laterit tersebar luas dan dangkal.
Endapan tersebut hanya terbentuk di daerah tropis dengan curah hujan musiman tinggi dengan batuan dasar geologis tertentu. Sehingga, tahapan awal untuk mendapatkan nikel ini dengan menghilangkan semua yang hidup di permukaan, yang sering kali berarti hutan hujan.
Hutan hujan terkenal dengan keanekaragaman hayati yang tinggi, tetapi hutan hujan di Indonesia dan Filipina sangat beragam dan memiliki banyak spesies unik. Artikel itu juga menerangkan, tambang seperti itu sering menghasilkan kromium 6 yang beracun dan karsinogen ke saluran air.
Terlebih, setelah lapisan tanah atas dihilangkan, hujan tropis menyapu banyak sedimen yang terbawa ke terumbu karang terdekat. Inilah sebabnya, dalam penambangan terbuka muncul opsi nuklir.
Selasa (15/11/2022), Indonesia menandatangani kesepakatan dengan pemberi pinjaman internasional dan negara-negara besar untuk membantu mempercepat transisi energi bersih. Sayangnya, transisi ke energi bersih, sumber baterai yang diproduksi dari nikel justru dinilai merusak. Baterai nikel tinggi memang memiliki beberapa keunggulan, namun biaya lingkungannya juga terlalu tinggi.
Di sisi lain, berdasarkan data pertambangan GlobalData 2021, dua dari sepuluh tambang nikel dengan produksi terbesar di dunia berada di Indonesia, yaitu tambang Sorowako dan Weda Bay Project.
Tambang Sorowako terletak di Sulawesi Selatan, dimiliki oleh Vale. Tambang permukaan ini menghasilkan sekitar 79 ribu ton nikel pada 2021, yang akan beroperasi hingga 2025.
Sementara, Proyek Teluk Weda merupakan tambang terbuka yang berada di Maluku. Pemiliknya adalah Tsingshan Holding Group. Tahun lalu, tambang greenfield menyumbang sekitar 40 ribu ton nikel. Tambang ini akan beroperasi hingga tahun 2069.
Melihat akhir beroperasinya Proyek Teluk Weda dan mulai berproduksinya baterai mobil listrik LG Energy Solution, ini akan memunculkan keraguan Indonesia akan mencapai target Net Zero Emission tahun 2060 mendatang.
Perlu banyak pertimbangan apabila tetap melanjutkan proyek tambang nikel yang ada saat ini. Sedangkan, kerusakan lingkungan tak sepadan dengan investasi yang dikucurkan para investor.