Scroll untuk baca artikel
Lingkungan

Basa-basi Transisi Energi Bersih, Lingkungan Justru Rusak

Redaksi
×

Basa-basi Transisi Energi Bersih, Lingkungan Justru Rusak

Sebarkan artikel ini

Selasa (15/11/2022), Indonesia menandatangani kesepakatan dengan pemberi pinjaman internasional dan negara-negara besar untuk membantu mempercepat transisi energi bersih. Sayangnya, transisi ke energi bersih, sumber baterai yang diproduksi dari nikel justru dinilai merusak. Baterai nikel tinggi memang memiliki beberapa keunggulan, namun biaya lingkungannya juga terlalu tinggi.

Di sisi lain, berdasarkan data pertambangan GlobalData 2021, dua dari sepuluh tambang nikel dengan produksi terbesar di dunia berada di Indonesia, yaitu tambang Sorowako dan Weda Bay Project.

Tambang Sorowako terletak di Sulawesi Selatan, dimiliki oleh Vale. Tambang permukaan ini menghasilkan sekitar 79 ribu ton nikel pada 2021, yang akan beroperasi hingga 2025.

Sementara, Proyek Teluk Weda merupakan tambang terbuka yang berada di Maluku. Pemiliknya adalah Tsingshan Holding Group. Tahun lalu, tambang greenfield menyumbang sekitar 40 ribu ton nikel. Tambang ini akan beroperasi hingga tahun 2069.

Melihat akhir beroperasinya Proyek Teluk Weda dan mulai berproduksinya baterai mobil listrik LG Energy Solution, ini akan memunculkan keraguan Indonesia akan mencapai target Net Zero Emission tahun 2060 mendatang.

Perlu banyak pertimbangan apabila tetap melanjutkan proyek tambang nikel yang ada saat ini. Sedangkan, kerusakan lingkungan tak sepadan dengan investasi yang dikucurkan para investor.