Scroll untuk baca artikel
Ekonomi

Begini 3 Strategi OJK agar Publik Melek Literasi Keuangan

Redaksi
×

Begini 3 Strategi OJK agar Publik Melek Literasi Keuangan

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO Demi mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meluncurkan terobosan baru, yaitu tiga infrastruktur literasi keuangan.

Ketiga infrastruktur tersebut terdiri dari Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNLKI) 2021-2025, Learning Management System (LMS) Edukasi Keuangan, dan Buku Saku Literasi Keuangan bagi Calon Pengantin.

Terobosan tersebut tentunya tak lepas dari semangat OJK untuk terus meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat.

Menyitat hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) OJK, di tahun 2019, indeks literasi keuangan masih berada 38,03%.

Pada peluncuran tiga infrastruktur ini, Tirta Segara, Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK menyampaikan alasan mengapa program ini diluncurkan.

“Edukasi dan literasi keuangan merupakan kemampuan dasar yang penting dan wajib dimiliki setiap individu agar lebih melek dan cerdas berkeuangan, sehingga pada akhirnya dapat berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi nasional,” Senin (20/12/2021), dikutip dari laman ojk.go.id.

Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNLKI)

Penyusunan SNLKI sejatinya bukanlah hal baru dari OJK. Sebelumnya, mereka pernah meluncurkannya di tahun 2013 dan 2017.

Tapi, SNLKI 2021-2025 dihadirkan sebagai bentuk penyempurnaan dan penyegaran dari SNLKI sebelumnya. Sekaligus juga, SNLKI 2021-2025 akan dijadikan pedoman nasional bagi OJK sendiri, maupun pelaku usaha jasa keuangan (PUJK) serta pemangku kepentingan lainnya dalam pelaksanaan program literasi dan edukasi keuangan.

Dengan SNLKI ini, OJK ingin lebih terstruktur, sistematis, dan terkoordinasi dalam merealisasikan peningkatan literasi keuangan untuk masyarakat Indonesia.

Di dalam SNLKI 2021-2025, disusun dengan mendasari pada pilar-pilar di antaranya kecakapan keuangan dan akses keuangan serta sikap dan perilaku keuangan yang bijak. Hal-hal itu kemudian diejawantahkan ke dalam program strategis, yang diturunkan menjadi program inisiatif dan core action.

Learning Management System (LMS)

LMS adalah bentuk pengembangan bauran strategi pelaksanaan edukasi, baik secara offline maupun online. LMS sendiri mengintegrasikan pembelajaran dan pelatihan sebagai pusat penghubung pembelajaran, pelatihan, dan manajemen pengetahuan literasi keuangan yang berbasis teknologi informasi. Untuk mengaksesnya secara online dapat menuju situs https://lmsku.ojk.go.id.

Dalam pengembangannya, LMS didasari pada empat tujuan. Pertama, memberikan kemudahan dalam kegiatan belajar dan pelatihan literasi keuangan. Kedua, memberikan keleluasaan akses terhadap sarana dan prasarana edukasi dalam upaya meningkatkan literasi keuangan.

Ketiga, mengakselerasi proses pembelajaran materi literasi keuangan. Keempat, memetakan tingkat pemahaman materi literasi keuangan. Dalam pemanfaatan LMS ini, OJK sudah menggandeng kementerian/lembaga terkait. 

Dengan aliansi strategis yang sudah terbentuk itu harapannya akan mendukung implementasi program kerja perluasan akses keuangan di daerah melalui tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD). Sehingga dengan itu, Tirta berharap LMS dapat mengakselerasi pemerataan indeks literasi keuangan di daerah.

Buku Saku Literasi Keuangan bagi Calon Pengantin

Tak ketinggalan, peningkatan literasi keuangan OJK juga menyasar secara khusus ke para calon pengantin.

Dikemas dalam bentuk buku saku, namun isinya padat dengan sembilan materi keuangan. Di antaranya waspada investasi ilegal, perbankan, perasuransian, pasar modal, perusahaan pembiayaan, pergadaian, perencanaan keuangan, dana pensiun, dan fintech pendanaan bersama.