Penulis tak bermaksud membantah penjelasan bahwa Pemerintah terpaksa berutang lebih banyak akibat dampak pandemi Covid-19 atas APBN. Terutama pada sisi pendapatan. Sedangkan pada sisi belanja, penulis masih berbeda pandangan dengan menilai kurangnya upaya mengubah secara paradigmatik, sehingga bisa mengompensasi kebutuhan mitigasi pandemi.
Penulis pun menilai upaya menjelaskan bahwa negara-negara lain terdampak lebih besar dalam hal utangnya sebagai berlebihan. Kondisi Indonesia tidak lebih baik dari mereka, dan penyajian secara “tebang pilih” atas data IMF sebagaimana dijelaskan di atas merupakan narasi yang tak dibutuhkan.
Semua komponen bangsa perlu mengerti tentang kesulitan yang dihadapi. Pemerintah memang wajib menjaga rasa optimis berbagai pihak. Namun, sebaiknya memberi penjelasan yang lebih terbuka dan fair.
Awalil Rizky, Kepala Ekonom Institut Harkat Negeri