Scroll untuk baca artikel
Terkini

Bersiap untuk Kemungkinan Lonjakan Kasus Terburuk

Redaksi
×

Bersiap untuk Kemungkinan Lonjakan Kasus Terburuk

Sebarkan artikel ini

BARISAN.COMenteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan pemerintah telah bersiap untuk situasi terburuk pascalibur Lebaran. Secara nasional, kata Budi, ketersediaan ruang perawatan menjadi perhatian utama pemerintah.

“Beberapa upaya yang telah dilakukan di antaranya memastikan ketersediaan tempat tidur perawatan pasien Covid-19 dan ICU di rumah-rumah sakit di Indonesia,” kata Budi Gunadi dalam keterangannya kepada wartawan, kemarin Senin (17/5/2021).

Budi mengatakan, tempat tidur yang tersedia untuk perawatan atau isolasi pasien Covid-19 ialah sebanyak 70 ribu unit. Saat ini sebanyak kurang lebih 20 ribu unit telah terisi sehingga masih terdapat cadangan sebesar 50 ribu unit tempat tidur perawatan atau sebesar 250 persen dari keterisian tempat tidur perawatan.

Demikian juga halnya mengenai tempat tidur ICU di mana secara nasional tersedia 7.500 tempat tidur ICU. Per Minggu (16/5) kemarin sebanyak 2.500 unit telah digunakan sehingga kapasitas tambahan yang tersedia saat ini ialah sekitar 200 persen dari tingkat keterisian.

“Mudah-mudahan pascaliburan panjang kenaikannya tidak akan setinggi itu sehingga cadangan ruangan tempat tidur baik isolasi maupun ICU yang ada tidak usah sampai penuh. Kami juga memastikan obat-obatan kami lengkapi, stok-stok obat-obatan di rumah sakit sudah kami isi, demikian juga tenaga kesehatan sudah kami siapkan,” kata Budi Gunadi.

Belajar dari pengalaman Lebaran tahun lalu, memang terjadi lonjakan kasus setelah libur berakhir. Itu karena mobilitas masyarakat sangat tinggi, baik untuk ke luar maupun masuk kota.

Sementara itu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga telah menyiapkan langkah untuk mengantisipasi ledakan kasus. Ibu Kota yang masih menjadi episentrum corona, kata Anies, telah memberlakukan pemeriksaan ketat di perbatasan atau pos-pos penyekatan mudik Lebaran.

Anies menyebut tak punya wewenang untuk melarang warga untuk kembali ke Jakarta, akan tetapi, ia dan jajarannya punya kewajiban melindungi warga Jakarta yang tidak mudik. “Karena itu pemudik yang kembali ke Jakarta harus manjalani tes kesehatan. Jadi bukan pelarangan masuk ke Jakarta, tapi ini screening untuk mendeteksi,” kata Anies.

Untuk itu, telah disediakan sekitar 400 ribu kit swab antigen demi mengantisipasi penularan Covid-19 yang dibawa pemudik. Sekitar 2 juta unit alat tes cepat juga sudah disebar di lima kota administrasi Jakarta.

Selain itu, Anies juga mengatakan sedang menggencarkan pemeriksaan di wilayah permukiman warga. Caranya dengan mendatangi rumah pemudik dari pintu ke pintu. Anies telah meminta pengurus kelurahan dan rukun warga rukun tetangga (RT/RW) melengkapi data dan profil pemudik secara lebih akurat.

“Pergerakan masih harus diantisipasi sampai akhir pekan depan,” kata Anies.