Sedang buah yang tidak rusak apabila tampak, Allah Swt memberinya penutup pada saat pertama kali keluar.
Penutup ini melindunginya karena ia masih lemah dan kurang ahan terhadap panas. Apabila telah mengeras dan kuat, kulit penutup itu terbelah sehingga ia terkena sinar matahari dan udara. Contohnya, mayang kurma dan sebagainya.
Sekarang perhatikan pertumbuhan yang diberikan Allah Swt pada tanaman pertanian, sampai-sampai satu biji saja mungkin menghasilkan tujuh ratus biji. Kalau satu biji hanya membuahkan satu biji juga, tentu hasil panen tidak cukup jadi benih untuk ditanam lagi dan untuk bahan makanan manusia.
Maka, tanaman pertanian punya pertumbuhan seperti itu untuk memenuhi kebutuhan pangan sekaligus bibit perkembangbiakan. Begitu pula buah pepohonan dan kurma.
Demikian juga cabang-cabangnya yang keluar dari satu batang sehingga dapat menggantikan batang yang telah ditebang dan dipakai manusia hingga tanaman itu tidak punah dan berkurang.
Kalau pemimpin sebuah daerah ingin memakmurkan daerahnya, ia pasti memberi penduduk daerah itu benih tanaman dan juga memberikan bahan makanan sampai masa panen.
Maka dari itu, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Tahu mengeluarkan banyak biji dari satu biji agar hasilnya dipakai untuk makanan manusia dan disimpan untuk ditanam lagi.
Kemudian perhatikanlah hikmah biji-bijian seperti gandum dan sejenisnya. Bagaimana biji gandum itu berada di dalam kulit, dan ujungnya berbentuk seperti mata tombak sehingga burung-burung tidak dapat merusaknya.
Kalau kebetulan biji itu berada di luar tanpa kulit penutup yang melindunginya dari burung, tentu dia dapat berbuat sesukanya, merusak dan menyantap semaunya, dan para petani tidak dapat mengusirnya.
Tidak untuk tujuan komersil Maktabah Raudhatul Muhibbin Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Tahu menciptakan pelindung-pelindung itu untuk menjaganya sehingga burung hanya dapat mengambil sekedar kebutuhan pangannya.
Kebanyakan sisanya untuk manusia karena manusia lebih berhak mendapatkannya karena dialah yang bekerja keras mengeluarkan keringat menanamnya. Juga karena kebutuhan manusia terhadap biji-bijian jauh melebihi kebutuhan burung. [Luk]