Scroll untuk baca artikel
Edukasi

BPIP Terus Ajak Milenial Membumikan Pancasila

Redaksi
×

BPIP Terus Ajak Milenial Membumikan Pancasila

Sebarkan artikel ini

BARISAN.COKepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof. Yudian Wahyudi menegaskan pentingnya keterlibatan generasi milenial sebagai corong peradaban dan perkembangan zaman, terutama dalam menghadapi dunia digital yang semakin cepat dan masif.

Hal itu disampaikannya dalam acara sarasehan yang digelar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (5/4).

Menurut Yudian, keterlibatan milenial senada dengan program Pendidikan Pancasila yang sedang digaungkan oleh BPIP agar dimasukkan ke dalam kurikulum Pendidikan dasar, menengah, hingga perguruan tinggi.

“Upaya membumikan dan membudayakan Pancasila dari mulai PAUD hingga perguruan tinggi harus dikuatkan dan jangan pernah berhenti karena dinamikanya selalu berubah,” katanya, seperti dilansir dari kanal resmi BPIP.

Yudian Wahyudi juga mengutip sajak dari salah satu pemikir filsafat terkenal Muhammad Iqbal, “Tiada tempat berhenti sejenak di jalan ini, yang berhenti sejenak pasti terlindas.”

Dirinya menyebut bahwa sajak itu memiliki makna historis bagi manusia, terutama pada generasi milenial agar memiliki kesadaran penuh tentang sejarah dan perjuangan kuat terhadap masa depan.

Menurutnya, kesadaran sejarah dan perjuangan terhadap masa depan inilah yang berpotensi mengantar generasi milenial menjadi pemimpin bangsa Indonesia. Mereka dapat tampil dengan bidang kepakaran yang beraneka ragam.

Acara tersebut dihadiri pula oleh Rektor UMY, Ketua Umum PP Muhammadiyah, dan generasi milenial dari perguruan tinggi Muhammadiyah dengan tetap mengikuti protokol kesehatan yang ketat.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Haedar Nashir mengatakan, sebelum adanya upaya dalam membumikan dan membudayakan Pancasila untuk kaum milenial, seyogyanya perlu melihat ulang kepada sejarah pengalaman generasi sebelumnya.

“Sebelum berbicara mengenai kaum milenial, kita perlu menyinggung terlebih dulu generasi kolonial atau generasi tua seperti kita tentang sistem kehidupan Pancasila, mau tidak mau kita pasti berbicara mengenai uswah, ukhuwah, dan keteladanan dalam mengimplementasikan perilaku nyata”, ujarnya.

Haedar Nashir menyebut, kaum milenial akan membudayakan Pancasila kalau generasi sebelumnya mampu menjadi teladan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Karena nanti masyarakat lebih-lebih kaum milenial akan otomatis punya role model atau contoh yang bisa dijadikan teladan,” ungkapnya.

Haedar mengatakan, usaha untuk membudayakan nilai Pancasila kepada generasi milenial sangat penting. Karena generasi muda ini yang akan mewarisi bangsa dan negara di masa depan.

“Agar usaha berjalan sukses, kita harus mampu memahami karakter generasi milenial yang sangat melekat dengan dunia teknologi informasi itu. Karena generasi milenial seperti anak muda umumnya. Tidak suka pada kemapanan, suka pada perubahan, inovatif, kreatif dan suka yang non konvensional.” Katanya.

Agar bisa dengan mudah diterima, Haedar Nashir menyampaikan agar pihak-pihak yang berkepentingan mau untuk menyelami alam pikiran milenial dan melibatkan mereka dalam berbagai usaha membumikan Pancasila.

“Misalnya dalam karya-karya yang populer di kalangan anak muda seperti buku, film atau video singkat, atau dialog langsung. Mungkin ini akan lebih mengena bagi mereka. Agar dunia milenial tidak kehilangan kompas kehidupan. Kita inilah yang harus menjadi suluh,” tuntasnya. [Dmr]