Agama-agama itu ada secara objektif, cukuplah bagi umat Islam sebagai bukti. Kita tidak perlu repot mengorek-orek dalil pembenar dari kitab suci Al-Quran atau Sunah untuk mengakui eksistensi nonmuslim.
Kemudian, cara berpikir objektif juga meniscayakan kemauan mengendalikan egosentrisme Islam. Meski Islam menjadi umat mayoritas di negeri ini, tidak berarti bebas berlaku sewenang-wenang dalam berpolitik. Tidak asal menegakkan “syariat” Islam, hukum Islam.
Ingat, pada waktu Nabi saw. dan para sahabat masuk dan menguasai kembali kota Mekah, mereka justru diperintahkan untuk bertasbih, memuji Tuhan, dan beristighfar, sebagaimana termaktub dalam surat An-Nashr: 3.
Begitu.