Tugas Berat
Berakhirnya pelatihan, bukan berarti berakhir atau terputus sudah aktivitas pembelajaran/pelatihan. Melainkan justeru menjadi starting point untuk melakukan langkah strategis dan aksi selanjutnya. Diantaranya seperti dikatakan Dirjen Diktis Muhammad Ali Ramdhani, para dosen di era disrupsi harus meningkatkan perannya di bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian dan publikasi ilmiah, maupun pengabdian kepada masyarakat.
Menurut Guru Besar UIN Sunan Gunungdjati Bandung, ada empat kompetensi dosen yang harus terus dikembangkan, yaitu: profesional, paedagogik, kepribadian, dan kompetensi sosial. Itulah sebabnya, menurut Dirjen Diktis, pelatihan PKDP menjadi momentum penting mengembangkan empat kompetensi tersebut di era persaingan bebas ini.

Hal yang sama ditekankan oleh Wakil Rektor Universitas Imam Bonjol Sumatera Barat Prof. Dr. Yasrul Huda, MA. Ada tiga tindakan atau langkah yang harus dikerjakan oleh dosen ke depannya, yakni: pertama melaksanakan pengajaran (teaching) secara lebih berkualitas. Kedua, menulis di jurnal. Ketiga mempublikasinnya di Jurnal terakreditasi nasional dan bahkan internasional. Ketiga langkah tersebut, menurut Yasrul mutlak harus dilakukan secara simultan manakala dosen ingin menjadi professional dan diakui reputasi akademiknya.
“Tidak ada gading yang tidak bisa retak”. Begitupun pada kegiatan pelatihan ini. Pasti ada. Tetapi tidak elok untuk menyampaikannya di media ini. Semua peserta, pihak panitia, dan Penanggungjawab Kegiatan ini, pasti sudah mengetahuinya. Dengan mengedepankan fikiran positif (positive thinking atau husnus dzon), apa yang menjadi komitmen dari semua pihak, diharapkan dapat diwujudkan (tentu bagi yang belum). Karena itu semua pihak diharapkan berkontribusi positif bagi terwujudnya dosen yang profesional. Diantaranya yang sangat penting dan mendesak adalah seperti yel atau slogan kelompok B: “Caiiiir”!