Scroll untuk baca artikel
Lingkungan

Cegah Perubahan Iklim dengan Tidak Membuang Makanan

Redaksi
×

Cegah Perubahan Iklim dengan Tidak Membuang Makanan

Sebarkan artikel ini

Rata-rata 74 kilogram makanan per orang terbuang tiap tahunnya. Ini lebih besar dari berat rata-rata manusia.

BARISAN.CO – Saat ini, diperkirakan sepertiga dari semua makanan di dunia yang diproduksi terbuang percuma. Ada sekitar 1,3 miliar ton makanan yang hilang saat dipanen, rusak selama distribusi, atau dibuang begitu saja oleh industri dan rumah tangga. Padahal, jumlah itu bisa mencukupi kebutuhan gizi manusia di planet ini.

Makanan yang terbuang berdampak bagi lingkungan. Sekitar 6 persen hingga 8 persen dari semua emisi gas rumah kaca disebabkan oleh makanan sisa.

Saat terbuang, makanan masuk ke tempat pembuangan sampah dan membusuk. Itu bisa menghasilkan metana, gas rumah kaca yang lebih kuat daripada zat asam arang.

Mirisnya, membuang-buang makanan tampak jadi tren yang diamplifikasi oleh media sosial. Sebuah riset menunjukkan, 1 dari 3 orang pesan makanan hanya demi konten di media sosial. Bukan untuk dikonsumsi.

Mengutip United Nations Environment Programmes (UNEP), konsultan sistem pangan berkelanjutan di World Resources Institute, Clementine O’Connor mengatakan, limbah makanan rumah tangga menjadi tantangan global.

“Sebelumnya, ada anggapan, limbah makanan hanya masalah di negara berpenghasilan tinggi. Namun, Laporan Indeks Limbah Makanan UNEP menunjukkan, hampir di setiap negara itu terjadi,” kata Clementine.

Menurutnya, membuang makanan tidak bisa diterima secara moral.

“Perilaku kebiasaan membantu mengidentifikasi alasan makanan terbuang sia-sia di rumah kita . Rata-rata kita membuang 74 kilogram makanan per orang tiap tahunnya. Ini lebih besar dari berat rata-rata manusia,” lanjutnya.

Banyak anggapan, langkah ini tergolong tindakan kecil yang mungkin tidak berdampak besar untuk menekan emisi gas rumah kaca. Namun, Clementine justru optimistis.

“Dengan tindakan kolaboratif di seluruh rantai pasokan, mengurangi limbah di rumah, beberapa perilaku utama konsumen, dan kebijakan yang menjauhkan makanan dari tempat pembuangan sampah, kita dapat memberikan dampak besar pada krisis yang bermanfaat bagi Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030,” ujar Clementine. [dmr]