Fatimah binti Qais sosok wanita yang masuk generasi pertama memeluk agama Islam dan ikut hijrah Rasulullah Saw
BARISAN.CO – Inilah salah satu cerita Islami penuh hikmah yang perlu dijadikan teladan yakni kisah sosok Fatimah binti Qais. Ia sosok wanita teladani istri dari Abu Thalib yakni paman Rasulullah Saw.
Fatimah binti Qais termasuk salah satu ibu yang merawat Rasulullah Saw, sejak Abdul Muthallib atau kekek Rasulullah Saw meninggal. Ia juga tokoh wanita yang masuk generasi pertama memeluk agama Islam dan ikut hijrah.
Meski pamannya Abu Thalib, atau suami dari Fatimah binti Qais tidak memeluk agama Islam. Namun demikian sosok Paman senantiasa memberikan perlindungan dan dukungan kepada Nabi Muhammad Saw selama masa awal dakwahnya di Makkah.
Fatimah binti Qais juga merupakan seorang pengikut setia Nabi Muhammad Saw, dan ia terus memperjuangkan kebenaran Islam bersama suaminya hingga akhir hayatnya. Kisahnya semakin mengharu biru ketika berhijrah dari Makkah ke Madinah.
Saat berhijrah, ia ditinggalkan oleh suaminya Abu Thalib yang saat itu sangat sakit dan tidak mampu melakukan perjalanan. Namun, Fatimah tetap bertekad untuk menemui Nabi Muhammad Saw dan bergabung dengan komunitas Muslim di Madinah. Ia melakukan perjalanan yang panjang dan melelahkan dengan berjalan kaki.
Berikut ini cerita islami penuh hikmah yang diambil dari Republika.co.id, mengutip Syaikh Mahmud Al-Mishri dalam Biografi 35 Shahabiyah. Namun sebelumnya perlu diketahui bahwasanya Fatimah binti Qais termasuk wanita yang penyayang dan sebaik-baik wanita.
Rasulullah Saw menyebut Fatimah binti Qais adalah wanita Quraisy, sebagaimana sabdanya:
خَيْرُ نِسَاءٍ رَكِبْنَ الْإِبِلَ، صَالِحُ نِسَاءِ قُرَيْشٍ أَحْنَاهُ عَلَى وَلَدٍ فِي صِغَرِهِ، وَأَرْعَاهُ عَلَى زَوْجٍ فِي ذَاتِ يَدِهِ
Artinya: “Sebaik-baik wanita yang mengendari unta adalah wanita sholeh dari Suku Quraisy; paling lembut kepada anak di usia kecil dan paling menjaga pada harta suami.” (HR. Bukhari)
Fatimah binti Qais mencintai Rasulullah seperti mencintai anak sendiri. Ia melihat keberkahan yang melimpah di rumahnya sejak kehadiran Muhammad. Abu Thalib adalah seorang fakir. Anak-anaknya tidak pernah makan sampai kenyang, sampai ketika Muhammad ikut makan bersama mereka.
Setiap kali Abu Thalib hendak memberi mereka makan, ia selalu berkata, “Tunggu dulu, sebelum anakku itu datang.” Setelah datang, Muhammad kecil ikut makan bersama mereka. Mereka semua makan hingga kenyang, sampai kadang-kadang bersisa.
Ketika nubuwah itu datang, Fatimah bergegas menyambutnya. Ia memiliki kedudukan luhur di hati para sahabat. Saat panggilan hijrah datang, ia ikut berhijrah ke Madinah.