BARISAN.CO – Belakangan ini virus Covid-19 semakin menggila dan makin menjadi bahan perbincangan masyarakat dunia. Pasalnya, selama setahun pandemi ini tercatat sudah lebih dari 1,4 juta warga yang teridentifikasi positif Covid-19 di Indonesia.
Tidak mengenal umur, pekerjaan atau pun jabatan, virus ini bisa menyerang siapa saja. Namun, tidak ada seorang pun yang ingin terpapar virus ini tak terkecuali para tenaga kesehatan yang setiap harinya harus berinteraksi secara langsung dengan pasien, baik itu pasien terpapar Covid-19 maupun tidak.
Pada 29 Maret 2021, saya harus menjalani isolasi hari pertama di Rumah Sakit Dr. Abdul Radjak Salemba, Jakarta Pusat. Awal mula gejala yang saya alami yaitu demam, pusing, sesak napas, dan sakit hidung seperti kemasukan air. Di hari kedua, demam saya mulai turun tetapi hidung mulai kehilangan penciuman dan mulut kehilangan perasa.
Hari ketiga saya memutuskan untuk tes antigen di klinik terdekat rumah saya. Selang 20 menit hasil tes antigen tersebut sudah keluar dan hasilnya positif. Dari hasil positif tersebut saya langsung melaporkan diri ke pihak Puskesmas. Lalu, pihak Puskesmas langsung memberi rujukan ke Rumah Sakit Dr. Abdul Radjak Salemba.
Sesampainya di rumah sakit, saya langsung mendapat perawatan di ruang perawatan khusus isolasi Covid-19, tepatnya di lantai 5. Para perawat di rumah sakit tersebut juga sangat baik, sabar dan tentunya pelayanan yang diberikan pun sangat memuaskan. Selama masa karantina hampir 10 hari penciuman dan perasa saya mulai normal, walaupun belum 100 persen.
Pada 10 April 2021, saya menjalani tes Swab PCR, tes darah, dan rontgen paru. Keesokan harinya hasil Swab PCR sudah keluar dan hasilnya masih positif. Jujur, saat itu saya benar-benar kaget dikarenakan saya sudah tidak ada gejala tetapi hasil dari Swab PCR masih positif.
Tiga hari kemudian, saya menjalani tes Swab PCR, tes darah dan rontgen ulang. Keesokan harinya, hasil Swab PCR sudah keluar dan hasilnya alhamdulillah sudah negatif dengan rontgen paru yang jauh lebih baik dibanding sebelumnya.
Tepat di tanggal 16 April 2021, saya sudah diperbolehkan pulang dan dinyatakan sudah betul-betul sehat dengan berbagai hasil pemeriksaan yang sudah dilaksanakan.
Selama masa karantina, saya menyadari pentingnya melawan kondisi tubuh yang terpapar virus dan menciptakan suasana hati yang tenang dengan menjauhkan pikiran negatif.
Pada dasarnya virus ini memang menyerang kekebalan tubuh dan gejala yang dialami juga bisa dibilang sangat ringan, tetapi ingat kita jangan sampai menganggap enteng apalagi sampai menyepelekan virus yang tak terlihat ini.
Oleh karena itu, semua pasien yang terpapar harus selalu semangat, terus berdoa dan beribadah, serta tetap berpikir positif. Jangan lupa pula untuk selalu menggunakan masker di mana pun bahkan saat menjalani isolasi. [YSN]