Scroll untuk baca artikel
Terkini

Chozin: Jabatan Tinggi Tapi Tidak Punya Follower Itu Bukan Pemimpin Tapi Pejabat

Redaksi
×

Chozin: Jabatan Tinggi Tapi Tidak Punya Follower Itu Bukan Pemimpin Tapi Pejabat

Sebarkan artikel ini

Barisan.co – Kepemimpinan merupakan keterampilan mempengaruhi orang lain untuk melakukan suatu tujuan. Muhammad Chozin Amirullah mengungkap bahwa pemimpin itu konteksnya luas, bisa dalam konteks kebaikan maupun keburukan.

Hal itu disampaikan Chozin dalam sebua acara webinar yang diadakan oleh Advokesma Institut Teknologi Sains Bandung yang bertemakan “Kiat Mempersiapkan Jiwa Kepemimpinan Generasi Milenial” pada Minggu, (22/11/2020).

“Kepala geng juga pemimpin. Satu hal bahwa pemimpin itu yang punya follower. Punya posisi, tapi tidak diikuti. Itu bukan pemimpin. Sama halnya, imam dalam sholat kalau punya makmum baru bisa disebut imam. Kalau tidak punya makmum tidak bisa disebut imam,” kata Chozin.

Menurut Ketua Gerakan Turun Tangan, setiap sektor ataupun profesi seyogyanya memiliki pemimpin.

“Pemimpin itu tidak hanya konteks bernegara dan politik saja. Pemimpin dalam lingkup terkecil, apalagi di era sekarang, informasi itu penyebarannya menjadi luas,” papar Chozin.

Chozin pun memberikan perumpaan bahwa jika seseorang yang punya jabatan tinggi dalam pemerintahan, namun, secara substansi tidak diikuti oleh bawahannya, orang tersebut hanya disebut sebagai pejabat, bukan pemimpin.

 “Gerakan sosial itu membentuk leadership. Mulai kegiatan konkrit di masyarakat. Ikut turut tagan menyelesaikan problem di masyarakat. Proaktif turun tangan,” ujar Chozin.

Pria kelahiran Pekalongan ini memberikan contoh tentang relawan pendidik anak-anak.

“Dari 5-10 yang diajari higga besar akan teringat dengan yang Anda lakukan. Bermimpi seperti Anda. Kita harus berpikir besar. Kita ingin mengubah sekarang. Start small, act now. Hal besar itu dimulai dari yang kecil. Tetapi yang kecil itu tidak akan terwujud jika tidak dimulai dari sekarang. Justru, proses itulah yang pelan-pelan membuat anda tumbuh jadi besar,”

Pria yang pernah mengenyam pendidikan di Universitas Gajah Mada tersebut memberikan saran bagi generasi milenial agar dapat menjadi pemimpin yaitu kreatif dimulai dari sendiri, bersikap kritis, memiliki kemampuan komunikasi yang baik, dan kemampuan dalam berkolaborasi.

“Saya mengutip dari Cak Lontong bahwa pemimpin itu adalah pemimpi+n.  N nya adalah nyali. Hanya menjadi pemimpi tanpa melakukan apa-apa, tidak bagus. Pemimpi itu harus punya nyali untuk mewujudkan mimpi-mimpinya. Mimpi itu harus setinggi langit,” pungkas Chozin. [rif]