Scroll untuk baca artikel
Blog

Cukong Ahoker di Balik Pencopotan Baliho?

Redaksi
×

Cukong Ahoker di Balik Pencopotan Baliho?

Sebarkan artikel ini

Gaya militer zaman dulu: hajar dulu, urusan belakangan, sudah tidak berlaku.

Satu hal lagi yang perlu dberi catatan, pesan harus jelas, dan tidak boleh berubah-ubah.

Mayjen Dudung sebelumnya mengklaim bahwa pencopotan baliho HRS adalah instruksinya.

Belakangan setelah mendapat serangan dari berbagai kalangan. Istana dan juga Mabes TNI membantah memberi instruksi, Mayjen Dudung mengatakan pencopotan itu atas permintaan Satpol PP.

Mana yang benar? Publik telanjur tidak percaya karena pesan yang disampaikan Pangdam tidak jelas, dan berubah-ubah.

Orang Minang punya pepatah menarik untuk menggambarkan situasi ini.

“Kato nan dahulu, sabana kato. Kato kudian, kato nan dicari-cari.”

Kata yang diucapkan paling awal, adalah kata sesungguhnya. Kata yang diucapkan kemudian, merupakan dalih yang dicari-cari.

Kasus pencopotan baliho bisa menjadi contoh menarik kegagalan sebuah strategi komunikasi politik.

Banjir karangan bunga malah berubah menjadi banjir caci maki. end