Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Terkini

Didik J Rachbini: Peran Mahasiswa Sekarang Bertanggungjawab Menyuarakan Kebenaran

:: Redaksi Barisan.co
27 Januari 2023
dalam Terkini
peran mahasiswa

Rektor Universitas Paramadina, Didik J Rachbini

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

Peranan intelektual muda seperti mahasiswa sekarang adalah bertanggungjawab dalam menyuarakan kebenaran

BARISAN.CO – Kampus hendaknya menjadi wahana kepemimpinan bangsa. Tidak boleh lagi kampus seperti dulu ketika ada aktivis masuk kampus dicurigai makar oleh aparat intel. Sumber kepemimpinan kampus datang dari kampus, para intelektual muda dalam hal ini adalah mahasiswa. Pertama, dari kampus itu sendiri dan dari organisasi kemahasiswaan internal. Kedua datang dari aktivis kampus, seperti HMI, PMII, Muhammadiyah, NU, Kelompok Cipayung.  Keduanya adalah aset bangsa, saling melengkapi.

Demikian disampaikan Rektor Universitas Paramadina, Didik J Rachbini pada acara Stadium General dan Pembukaan Latihan Kepemimpinan-1 HMI Komisariat Universitas Paramadina Cabang Jakarta Raya yang mengusung tema “Peran Intelektual Muda/Mahasiswa Sebagai Episentrum Gerakan dalam Mencerdaskan Kehidupan Berbangsa dan Bernegara,” Rabu (25/1/2023).

Didik menceritakan kalau dulu organisasi ekstra kampus tidak dibolehkan masuk kampus, maka sekarang organisasi intra dan ekstra kampus bisa bekerjasama untuk melakukan kegiatan-kegiatan di kampus, terutama di Universitas Paramaadina.

“Kalau dulu organisasi ekstra masuk kampus dilarang dan dicurigai  aparat karena khawatir melakukan makar, maka sekarang mesti berperan dalam memperkuat NKRI,” terangnya.

BACAJUGA

Melemahnya Gerakan Sipil

Mengulik Melemahnya Gerakan Sipil dan “Student Movement”

27 Maret 2023
Hilirisasi jokowi

Ekonom: Program Hilirisasi Presiden Jokowi Sudah Terlambat

10 Februari 2023

Lebih lanjut menyampaikan jika persaingan kegiatan antar ormas ekstra kampus seperti HMI dan PMII, itu tidak apa-apa. Malah kalau bisa melaksanakan kegiatan pelatihan kepemimpinan bersama-sama. Semua dengan tujuan yang sama agar kampus kembali wahana kepempinan bangsa.

Lantas Didik menyatakan Siapa intelektual itu atau intelektual muda? Dia adalah kelompok elit yang bertanggungjawab dan mengetahui dan paham dari dekat bagaimana kehidupan sosial politik dan ekonomi bangsanya.

“Bersifat elit karena mayoritas pendidik masih berpendidikan SMA ke bawah. Di Indonesia terdapat sekitar 40% lulusan SD yang menjadi buruh-buruh pabrik. Lulusan SD dan SMP ditambah anak yang putus sekolah jumlahnya menjadi sekitar 60% atau dua pertiga dari jumlah SDM muda di Indonesia. Level mahasiswa hanya terhitung nol koma sekian persen dari jumlah total rakyat Indonesia,” jelasnya.

Sebagai kelompok elit, menurut Didik golongan intelektual efektif jika mengadakan satu kegiatan dan bertanggungjawab dalam melaksanakan kegiatan kolektif tertentu misalnya gerakan penyelamatan lingkungan hidup, gerakan membaca, gerakan mendidik anak-anak, dan sebagainya.

“Seperti dulu di Paramadina ada  kegiatan Indonesia Mengajar yang digagas oleh Anies Baswedan yang mengajar di mana ikut serta kelompok mahasiswa untuk mengajar di pelosok Indonesia. Karena mahasiswa punya kemampuan-kemampuan tertentu,” imbuh ekonom senior INDEF ini.

Jadi intelektual bergerak dengan pemikiran-pemikiran yang terisi oleh pengetahuan. Terlebih intelektual muda di kampus yang akan mengisi bidang-bidang kehidupan sosial politik dan ekonomi nanti. Kelompok intelektual juga mempunyai wawasan dan pengetahuan yang kompleks. Baik itu pengetahuan teknis dan mekanis, arsitek, budaya, seni, kedokteran dan lain-lain.

“Kelompok intelektual itu kadang juga dipersempit secara khusus menjadi sosok intelektual seperti Nurcholish Madjid, menjadi pemikir bangsa. Kelojmpok ini aktif dalam pemikiran masalah bangsanya dan kerap menulis di media-media nasional seperti Kompas dan lainnya.  Dosen dan profesional lain seperti arsitek dimasukkan juga sebagai golongan intelektual,” jelasnya.

Peran Intelektual

Dewan Perwakilan Rakyat RI peride 2004-2009 ini menjelaskan peranan intelektual ada banyak dan berbeda-beda sesuai kategorinya.

Peran pertama adalah peranan profesional yang jika sudah lulus menjadi Sarjana maka dia akan menjalankan peran-peran profesional sesuai bidang keahliannya.

“Peranan-peranan itu sangat tradisional, konservatif, biasa saja dan tidak punya elan khusus. Hidupnya mengalir saja,” sambung Didik.

Tetapi golongan intelektual cendekia pasti berbeda, menurut Didik, dia harus punya kepekaan terhadap situasi sosial politik ekonomi di sekitarnya.

Kedua, Peranan intelektual yang lebih dalam telah disebutkan dalam Al Quran sebagai mereka yang selalu membaca dengan jeli ayat Kauniyah dan ayat-ayat Kauliyah, dengan rajin menyimak tanda-tanda alam sekitar.

“Pendeknya mereka menjadi intelektual yang curiosity yang dalam terhadal kehidupan  alam semesta, sosial dan peradaban. Mereka akan aktif di berbagai bidang riset, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan seterusnya. Itu adalah kelompok intelektual yang mempunyai peran lebih ketimbang hanya menjalankan peran profesionalnya saja,” jelasnya

Peran selanjutnya, Didik menyampaikan di negara berkembang peran intelektual menjadi sangat penting, dan biasanya mereka adalah kelompok muda yang belum mapan, karena dia melihat secara dalam sistem sosial politik di sekitarnya selalu timbul masalah. Dia akan menemui adagium “Power Tends to Corrupt, but Absolute Power Corrupt Absolutely..!”.

“Ada teori evolusi kekuasaan dari pemenang nobel bidang ekonomi. Evolusi atau asal mula kekuasaan sebenarnya bermula dari sekumpulan bandit pada dulu kala. orang yang berkuasa sebelum ada sistem pemerintahan pada suatu masyarakat, yang berkuasa adalah mereka yang mempunyai kekuasaan, keunggulan fisik, memiliki aneka senjata, postur tubuh kuat dan besar, punya kelompok garang, da lain-lain.  Hal itu yang oleh Olson, pemenang nobel ekonomi adalah tahap Pertama dari evolusi Kekuasaan. Jadi penguasa di jaman itu adalah para bandit dan perompak, sebagai evolusi pertama kekuasaan atau dinamakan Roupin,” jelasnya.

Berkaitan dengan situasi itu, maka peran intelektual muda kritis seperti para mahasiswa menjadi sangat penting. Demo BEM kampus yang menolak perpanjangan periode jabatan para Lurah. Itu tugas para intelektual kritis kampus. Begitu juga aksi yang menolak revisi UU KPK yang hendak diubah oleh mereka yang menjalankan peran bandit politik. Tidak adanya “check and balance” di parlemen menjadi mungkin karena 82 % anggota legislatif adalah mereka yang pro kekuasaan.

Peran intelektual kritis di parlemen tidak ada lagi, karena semua telah terkooptasi oleh kekuasaan. Jadi sekali lagi peran intelektual kritis tidak hanya sekadar menjalankan tugas-tugas profesionalnya saja, tetapi juga dia akan mengkritisi , membela dan menyuarakan pembelaan terhadap mereka yang tertindas oleh sistem kekuasaan.

Peran intelektual yang keempat, adalah peran intelektual kritis yang juga pemikir. Dia akan berjuang selain dengan daya kritisismenya ditambah dengan kemampuan pemikirannya akan selalu menyumbangkan gagasan-gagasan penting yang dipersembahkan bagi kebaikan bangsanya. Cak Nurcholish Madjid adalah typology ideal dari intelektual tipe Keempat dengan gagasan Islam, Keindonesiaan dan Kemodernan.

“Jadi peranan intelektual muda seperti mahasiswa sekarang adalah bertanggungjawab dalam menyuarakan kebenaran,” pungkas Didik. [Luk]

Editor: Lukni
Topik: Didik J RachbiniHimpunan Mahasiswa Islam (HMI)HMIHMI Komisariat ParamadinaMahasiswa
Redaksi Barisan.co

Redaksi Barisan.co

Media Opini Indonesia

POS LAINNYA

3 Tahun Transportasi Umum Gratis di Luksemburg Berjalan, Bagaimana Hasilnya?
Terkini

3 Tahun Transportasi Umum Gratis di Luksemburg Berjalan, Bagaimana Hasilnya?

26 Maret 2023
Eko Filtra: Yuk Kenali KUR Lebih Dekat, Kami Siap Bantu
Ekonomi

Eko Filtra: Yuk Kenali KUR Lebih Dekat, Kami Siap Bantu

26 Maret 2023
Pemprov Bali Tolak Timnas Israel, FIFA Putuskan Drawing Piala Dunia U-20 2023 Batal
Olahraga

Pemprov Bali Tolak Timnas Israel, FIFA Putuskan Drawing Piala Dunia U-20 2023 Batal

26 Maret 2023
Profil Shou Zi Chew, CEO TikTok yang Dicecar DPR AS soal Dugaan Memata-matai
Terkini

Profil Shou Zi Chew, CEO TikTok yang Dicecar DPR AS soal Dugaan Memata-matai

26 Maret 2023
6 Fitur Google yang Mudahkan Umat Muslim Berkegiatan Selama Ramadhan
Terkini

6 Fitur Google yang Mudahkan Umat Muslim Berkegiatan Selama Ramadhan

26 Maret 2023
INVESTASI PORTOFOLIO, neto (US$ Juta)
Indikator Ekonomi

INVESTASI PORTOFOLIO, neto (US$ Juta)

26 Maret 2023
Lainnya
Selanjutnya
Angkatan Baru Penulis

Tiga Serangkai Angkatan Baru Penulis Muda Indonesia

strukturalisme firaun

Strukturalisme

TRANSLATE

TERBARU

Sejarah Asal Usul Penggunaan Mukena dalam Sholat, Bolehkah Berwarna-Warni?
Sosial & Budaya

Sejarah Asal Usul Penggunaan Mukena dalam Sholat, Bolehkah Berwarna-Warni?

:: Thomi Rifai
27 Maret 2023

BARISAN.CO - Mukena merupakan salah satu busana yang sudah lama dipakai oleh kaum hawa, terutama para muslim wanita di Indonesia...

Selengkapnya
putra nabi muhammad

Putra-Putri

27 Maret 2023
Melemahnya Gerakan Sipil

Mengulik Melemahnya Gerakan Sipil dan “Student Movement”

27 Maret 2023
Kisah Umar bin Khattab Membantak Malaikat Munkar Nakir

Kisah Umar bin Khattab Membentak Malaikat Munkar Nakir di Alam Kubur

27 Maret 2023
Mengenal Asal Muasal Sarung, Kain Serbaguna yang Menjadi Identitas Bangsa

Mengenal Asal Muasal Sarung, Kain Serbaguna yang Menjadi Identitas Bangsa

26 Maret 2023
Lainnya

SOROTAN

Melemahnya Gerakan Sipil
Opini

Mengulik Melemahnya Gerakan Sipil dan “Student Movement”

:: Pril Huseno
27 Maret 2023

Melemahnya Gerakan Sipil

Selengkapnya
Puasa, Zakat dan Transformasi Sosial

Puasa, Zakat dan Transformasi Sosial

25 Maret 2023
pelarangan thrifting

Drama Pelarangan “Thrifting” Import

25 Maret 2023
Timnas Israel Bertanding di Indonesia, Jokowi Gagal Jadi ‘Little Sukarno’

Timnas Israel Bertanding di Indonesia, Jokowi Gagal Jadi ‘Little Sukarno’

24 Maret 2023
Larangan ASN Buka Puasa Bersama

Larangan ASN Buka Puasa Bersama Tidak Konsisten dengan Narasi Pemulihan Ekonomi

24 Maret 2023
Memangkas Reproduksi Kekerasan di Kampus Islam

Memangkas Reproduksi Kekerasan di Kampus Islam

22 Maret 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Risalah
  • Sastra
  • Khazanah
  • Sorotan Redaksi
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang