Scroll untuk baca artikel
Blog

Dinamika Dakwah di Era Metaverse

Redaksi
×

Dinamika Dakwah di Era Metaverse

Sebarkan artikel ini

Di era metaverse, batas antara dunia nyata dan dunia menjadi kabur. Saking merasa nyaman seseorang bisa saja lupa bahwa dirinya sedang berada di dunia maya. Dalam imajinasi metaverse memang menggiurkan. Orang  bisa pergi ke suatu tempat yang jauh ataupun dekat tanpa harus meninggalkan lokasi dari mana kita berdiri. Cukup pasang kaca mata oculus kemudian segera meluncur ke tujuan dan seterusnya.

Implikasinya Terhadap Dakwah

Dalam dunia dakwah, dikenal sejumlah unsur yang melekat di dalamnya dan berhubungan atau saling mempengaruhi. Kesemua itu harus bergerak secara simultan dan dinamis serta diadaptasikan dengan tantangan yang terjadi. Unsur-unsur dakwah itu antara lain da’i (pelaku dakwah), mad’u (mitra dakwah), maddah (materi dakwah), wasilah (media dakwah), thariqah (metode), dan atsar (efek dakwah).

Di masa lalu, dan saat ini juga banyak dilakukan dan diandalkan oleh para juru dakwah adalah melakukan dakwah secara tatap muka (ofline) melibatkan subyek dakwah (dai) dengan objek dakwah (mad’u), dengan menggunakan metode dan instrumen konvensional.  Tetapi setelah masuk era digital, mulai banyak dai atau daiyah, melakukan dakwah secara non konvensional dengan memanfaatkan aplikasi atat platform  digital yang terdapat di media sosial, seperti Instagram, Youtube, Tiktok dan lain sebagainya.

Sementara masih banyak dai dan daiyah belum mampu memanfaatkan dan menggunakan teknologi digital secara maksimal dan massif, kini sudah hadir era metaverse. Secara prinsip dan mendasar, kehadiran era metaverse akan mampu mentransformasikan atau tepatnya memindahkan  segala akivitas manusia dari dunia nyata ke dunia virtual (metaverse) atau sebaliknya, dan itu sangat mudah dilakukan sepanjang menguasai teknologinya.

Di era digital saat ini yang barbarengan dengan era pandemi Covid-19, sarana pendidikan atau perkantoran, berpotensi menjadi berkurang peranannya. Atau tidak-tidaknya dialihkan dan digantikan dengan cara bekerja atau beraktivitas dari rumah (work or learning of home) berbasis internet. Di era metaverse, lebih dari itu, sangat memungkinkan untuk dilakukan, termasuk untuk kepentingan dakwah dan diseminasi ajaran Islam.

Positifnya memungkinkan media dakwah makin variatif dan proses dakwah  lebih canggih, nyaman, menyenangkan, terasa interaktif dan hidup, dan sebagainya.  Presedennya sudah dibuktikan saat ini dimana banyak kaum milemial keranjingan dengan game on line. Jika era metaverse mampu diisi dengan aktivitas dakwah, berpeluang terjadi booming. Dengan catatan,  manakala dai atau daiyah memahami dan mampu mengoperasikan platform metaverse dengan konten dakwah yang menarik.