Scroll untuk baca artikel
Kontemplasi

Doa Pagi Hari Pembuka Rezeki, Belajar dari Sayyidina Abu Darda’

Redaksi
×

Doa Pagi Hari Pembuka Rezeki, Belajar dari Sayyidina Abu Darda’

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Senjata tidak saja berhubungan benda seperti tombak, pedang, pistol maupun panah akan tetapi ada senjata yang senantiasa dipegang umat Islam yakni doa. Jadi doa adalah senjata orang-orang yang beriman, sebab doa adalah pengakuan seorang hamba bahwa dirinya lemah maka membutuhkan yang maha kuat yakni Allah Swt. Berikut ini zikir dan doa pagi hari pembuka rezeki yang patut diamalkan berlajar dari kisah Sayyidina Abu Darda’.

Bagi orang yang beriman doa adalah bentuk permohonan yang dilakukan seorang hamba, dan doa tersebut senantiasa dimohonkan dalam setiap waktu baik waktu pagi, siang dan malam hari. Allah Swt firman dalam surah Al-Mu’min ayat 61:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Artinya: Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS. Al-Mu’min: 61)

Berikut ini kisah Sayyidina Abu Darda’:

Pada suatu ketika Sayyidina Abu Darda’ didatangi seorang laki-laki, lalu berkata: “Wahai Abu Darda’ rumahmu kebakaran.”

Riwayat lain menyatakan bahwa Sayyidina Abu Darda’ berulang kali didatangi seseorang yang mengabarkan bahwa rumahnya terbakar.

Informasi berulang ini lantas tidak membuat Sayyidina Abu Darda’ waspada, ia meyakini apa yang pernah disampaikan Rasulullah. Sebagaimana Rasulullah Saw bersabda dikutip dari Nu Online:

من قالها أول نهاره لم تصبه مصيبة حتى يمسي ومن قالها اٰخر النهار لم تصبه مصيبة حتى يصبح: اَللّٰهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لَاإِلهَ إِلَّا أَنْتَ عَلَيْكَ تَوَكّلْتُ وَأَنْتَ رَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ مَا شَاءَ اللهُ كَانَ وَمَا لَمْ يَشَأْ لَمْ يَكُنْ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ أَعْلَمُ أَنَّ اللهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ وَأَنَّ اللهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا. اللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ وَمِنْ شَرِّ كُلِّ دَابَّةٍ أَنْتَ اٰخِذٌ بِنَاصِيَتِهَا إِنَّ رَبِّيْ عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ

Artinya, “Barang siapa membaca (beberapa kalimat doa dan dzikir) di permulaan siang (pagi) maka ia tidak akan tertimpa musibah hingga sore hari. Dan barang siapa membacanya di akhir hari (sore) maka ia tidak akan tertimpa musibah hingga pagi hari. “Ya Allah Engkau adalah Tuhanku, tiada Tuhan melainkan Engkau. Kepada-Mu saya bertawakal. Engkau Tuhan Arsy yang sangat agung. Kalau Engkau berkehendak maka akan terjadi, jikalau tidak, maka tidak akan terjadi. Tiada daya dan kekuatan melainkan Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Saya mengetahui bahwa Allah terhadap segala sesuatu itu mampu. Dan Ilmu Allah mencakup segala hal. Ya Allah saya berlindung kepada-Mu dari kejelekan diriku, dan kejelekan seluruh binatang. Engkau yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di jalan yang lurus.” (HR. Ibn Sini; lihat Syekh Nawawi, al-Adzkar, Semarang: Pustaka Alawiyah, hal. 79).

Melalui sabda Rasulullah Sayyidina Abu Darda’ tetap optimis bahwa informasi tersebut sekadar sebagai pertanda, namun ia tetap berusaha dan berpegang teguh pada zikir dan doa yang diajarkan Rasulullah.

Selang beberapa hari untuk memastikan informasi bahwa rumahnya terbakar, ternyat informasi rumah terbakar memang benar adanya. Akan tetapi rumah yang terbakar bukanlah milik Sayyidina Abu Darda’, namun rumah sekitar yang terbakar. Rumah Sayyidina Abu Darda’ tetap berdiri kokoh.

Keyakinan Sayyidina Abu Darda’ terbukti sebab ia senantiasa mengamalkan zikir dan doa yang diajarkan Rasulullah Saw.