Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Terkini

Dokter di India Menghadapi Dilema

:: Anatasia Wahyudi
7 Mei 2021
dalam Terkini
Dokter di India Menghadapi Dilema

Ilustrasi: Reuters/Danish Siddiqui.

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

BARISAN.CO – Lonjakan Covid-19 di India menyebabkan jumlah kasus yang tak terkendali, kekurangan oksigen, rumah sakit serta krematorium kewalahan. Kini, dokter di India pun dihadapkan oleh situasi keterpaksaan dalam memutuskan siapa yang hidup dan mati.

Rohan Aggarwal (26), merupakan dokter di salah satu rumah sakit terbaik di India. Ia mengalami dilema karena harus memutuskan pasien mana yang akan diselamatkan di saat para anggota keluarga dengan wajah sendu memohon belas kasihan kepadanya.

Keterbatasan tempat tidur dan ventilator membuat semua orang mengantre di gerbang depan rumah sakit dengan harapan akan tetap bertahan.

Hidup dan mati seharusnya berada di tangan Tuhan, Aggarwal menyadari itu. “Kami tidak diciptakan untuk itu. Kami hanya manusia. Akan tetapi untuk saat ini, kami dibuat untuk melakukannya,” kata Rohan Aggarwal, dilansir dari Reuters.

BACAJUGA

Klaster Mudik Lebaran Terus Berlipat Jumlah

Klaster Mudik Lebaran Terus Berlipat Jumlah

26 Mei 2021
India Hentikan Sementara Ekspor Vaksin untuk Prioritaskan Warganya

India Hentikan Sementara Ekspor Vaksin untuk Prioritaskan Warganya

19 Mei 2021

Dalam laporan Reuters, rumah sakit kewalahan selama gelombang mengerikan terjadi di India. Di New Delhi, dari 5.000 ribu lebih tempat tidur ICU Covid-19, kurang dari 20 tempat tidur yang tersedia dalam satu waktu. Para pasien tak jarang meninggal di jalan atau di rumah lantaran tak memiliki akses menuju truk-truk pengangkut oksigen yang stoknya amat sedikit itu.

Ruang ICU semakin sempit. Pasien serta kerabat memenuhi setiap ruangan yang ada. Tidak ada yang menggunakan Alat Pelindung Diri, hanya masker kain. Dokter dan perawat juga berhenti memakai APD karena terlalu sulit untuk bekerja.

Situasi begitu kacau. Reuters menggambarkan kondisi rumah sakit di India begitu mencekam. Rumah sakit Holy Family dalam situasi normal berkapasitas untuk 275 pasien, kini 385 pasien. Tanda pengumuman di pasang di luar rumah sakit bahwa jumlah tempat tidur untuk pasien Covid baik umum maupun intensif selama berminggu-minggu belum tersedia.

Aggarwal memulai shift dengan mengelilingi bangsal Covid-19 umum bersama dengan seorang rekan seniornya. Mereka berdua bertanggungjawab atas 65 pasien. Tenggat waktu yang dimiliki hanya 3-4 menit untuk melihat keadaan masing-masing pasien sebelum keadaan darurat yang sering terjadi.

Rumah sakit tempat Aggarwal bekerja sebetulnya sudah memohon bantuan kepada politisi negara bagian dan federal untuk mengamankan oksigen melalui Twitter. Sekalipun staf media telah berupaya keras untuk memberikan pertolongan terbaiknya, namun tidak ada tempat bagi semua orang yang datang untuk dirawat.

Pengawas medis dan kepala ICU, Sumit Ray mengatakan para dokter dan perawat mengalami demoralisasi. “Mereka tahu mereka bisa melakukan lebih baik, tetapi mereka tidak memiliki banyak waktu.”

Seperti anak muda pada umumnya di India, Aggarwal tinggal bersama dengan orang tuanya dan kondisi ini membuat kekhwatirannya meningkat akan keselamatan keluarganya. Ia bahkan sempat mengurung dirinya di lantai dasar apartemennya untuk menghindari pertemuan dengan orang tuanya.

Shift-nya berakhir setelah 27 jam. Setelah durasi waktu yang begitu panjang, Aggarwal terkadang harus tetap kembali bekerja jika kondisi rumah sakit tidak memungkinkan baginya untuk pulang dan beristirahat.

Berdasarkan data terbaru, pada Kamis (6/5/2021), India melaporkan kasus positif harian sebanyak 412.262 kasus. Sehingga jumlah kasus di negara tersebut mencapai angka 2,1 juta kasus dan angka kematian meningkat menjadi 3.980.

Beberapa negara seperti Uni Emirat Arab, Jerman, Singapura, dan Prancis berbondong-bondong mengirimkan bantuan pasokan oksigen, namun pemerintah India menyebut jika distribusi terhalang oleh masalah transportasi.

Melonjaknya kasus Covid-19 di India dianggap kegagalan pemerintah dalam membatasi pergerakan masyarakat dalam acara tradisi Kumbh Mela di sungai Gangga yang menyebabkan 5 juta orang berkerumun. Beberapa pihak meminta Perdana Menteri India, Modi, untuk mundur karena dinilai tidak peduli dengan penyebaran wabah Covid-19. []

Topik: Gelombang Covid-19 IndiaLonjakan kematian akibat Covid-19Rohan Aggarwal
Anatasia Wahyudi

Anatasia Wahyudi

POS LAINNYA

Profil Shou Zi Chew, CEO TikTok yang Dicecar DPR AS soal Dugaan Memata-matai
Terkini

Profil Shou Zi Chew, CEO TikTok yang Dicecar DPR AS soal Dugaan Memata-matai

26 Maret 2023
6 Fitur Google yang Mudahkan Umat Muslim Berkegiatan Selama Ramadhan
Terkini

6 Fitur Google yang Mudahkan Umat Muslim Berkegiatan Selama Ramadhan

26 Maret 2023
INVESTASI PORTOFOLIO, neto (US$ Juta)
Indikator Ekonomi

INVESTASI PORTOFOLIO, neto (US$ Juta)

26 Maret 2023
ngabuburit bareng mbah ubed santri bajingan
Terkini

Ngabuburit Bareng Mbah Ubed, Membincang Makna Kebahagiaan

26 Maret 2023
Stok Beras Dianggap Kurang Meski Tengah Panen Raya, Bulog Bakal Impor 500 Ribu Ton
Terkini

Stok Beras Dianggap Kurang Meski Tengah Panen Raya, Bulog Bakal Impor 500 Ribu Ton

25 Maret 2023
Impor Gula
Ekonomi

Pemerintah Impor 215.000 Ton Gula Kristal dari India-Thailand

25 Maret 2023
Lainnya
Selanjutnya
Komisaris KDCA Korsel: Covid-19 Mungkin Berakhir Jadi Penyakit Endemik

Komisaris KDCA Korsel: Covid-19 Mungkin Berakhir Jadi Penyakit Endemik

Distribusi Vaksin Timpang, WTO Serukan Penghapusan Paten Vaksin

Distribusi Vaksin Timpang, WTO Serukan Penghapusan Paten Vaksin

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

Profil Shou Zi Chew, CEO TikTok yang Dicecar DPR AS soal Dugaan Memata-matai
Terkini

Profil Shou Zi Chew, CEO TikTok yang Dicecar DPR AS soal Dugaan Memata-matai

:: Diautoriq Husain
26 Maret 2023

BARISAN.CO - CEO TikTok, Shou Zi Chew untuk pertama kali muncul di hadapan DPR AS pada Kamis (23/03/2023). Kehadirannya memenuhi...

Selengkapnya
pencerita

Kata Bagi Pencerita – Puisi Eko Tunas

26 Maret 2023
Bunga-Bunga

Dilarang Mencintai Bunga-Bunga

26 Maret 2023
6 Fitur Google yang Mudahkan Umat Muslim Berkegiatan Selama Ramadhan

6 Fitur Google yang Mudahkan Umat Muslim Berkegiatan Selama Ramadhan

26 Maret 2023
INVESTASI PORTOFOLIO, neto (US$ Juta)

INVESTASI PORTOFOLIO, neto (US$ Juta)

26 Maret 2023
Lainnya

SOROTAN

Puasa, Zakat dan Transformasi Sosial
Opini

Puasa, Zakat dan Transformasi Sosial

:: Achmad Fachrudin
25 Maret 2023

PUASA yang dalam bahasa Arab disebut showum dan pelakunya disebut shoim, merupakan ibadah wajib yang tidak berdiri sendiri, melainkan satu...

Selengkapnya
pelarangan thrifting

Drama Pelarangan “Thrifting” Import

25 Maret 2023
Timnas Israel Bertanding di Indonesia, Jokowi Gagal Jadi ‘Little Sukarno’

Timnas Israel Bertanding di Indonesia, Jokowi Gagal Jadi ‘Little Sukarno’

24 Maret 2023
Larangan ASN Buka Puasa Bersama

Larangan ASN Buka Puasa Bersama Tidak Konsisten dengan Narasi Pemulihan Ekonomi

24 Maret 2023
Memangkas Reproduksi Kekerasan di Kampus Islam

Memangkas Reproduksi Kekerasan di Kampus Islam

22 Maret 2023
Gara-gara Maneh, Maneh Dipecat

Gara-gara Maneh, Maneh Dipecat

18 Maret 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Risalah
  • Sastra
  • Khazanah
  • Sorotan Redaksi
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang