Meski telah mengganti nama dan pergi jauh meninggalkan kampung halamannya, Hye-joo tetap disalahkan atas tragedi yang terjadi pada pelaku pelecehan seksual kepadanya.
BARISAN.CO – Dalam drama Korea “Trolley” yang ditayangkan Netflix menceritakan tentang seorang perempuan bernama Kim Jae-un yang mengalami pelecehan seksual dari saudara kembar sahabatnya, Jin Seung-hee (Ryoo Hyoun-Kyoung). Namun, setelah melapor ke polisi, pelaku memilih bunuh diri. Seung-hee menganggap, Hye-joo adalah pembunuh kakaknya.
Hye-joo pun pergi meninggalkan kampung halamannya dan pergi ke Seoul. Dia juga mengganti nama menjadi Kim Hye-joo (Kim Hyun-joo). Beberapa tahun kemudian, dia menikah. Namun, meski telah berganti nama, Seung-hee berhasil menemukan Hye-joo. Dia ingin Hye-joo meminta maaf kepada ibunya.
Namun, Hye-joo enggan melakukannya. Di satu sisi, Hye-joo merasa bersalah karena pelaku bunuh diri dan di sisi lain, dia juga korban pelecehan seksual.
Selama bertahun-tahun, Hye-joo hidup dalam ketakutan. Bahkan, meski suaminya seorang politisi, dia menolak terlibat agar tidak ada yang mengenalinya.
Saat pelaku meninggal, kasus langsung ditutup. Inilah yang membuat korban kesulitan mengungkapkan kebenaran. Sementara, korban terkadang menyalahkan diri sendiri. Dalam kasus Hye-joo, dia menyalahkan dirinya karena tak menyangka pelaku akan mengambil tindakan ekstrem.
Terlebih, sahabatnya tidak memercayai kakaknya menjadi pelaku pelecehan. Ibu pelaku juga menganggap, Hye-joo melaporkan putranya hanya untuk mendapatkan uang.
Pelecehan seksual tidak pernah menjadi kesalahan korban. Itu selalu kesalahan pelaku.
Orang yang menjadi korban biasanya mengalami viktimisasi sebagai peristiwa traumatis.
Adapun respon yang dialami Hye-joo adalah berikut ini.
- Flashback. Korban dapat mengalami kejadian berulang kali dalam pikiran dan/atau mimpinya. Ketika ini terjadi, serang itu seolah-olah benar-benar terjadi.
- Merasa bersalah. Hye-joo merasa bersalah karena melaporkan pelaku. Dia juga dinilai salah karena hidup bahagia setelah dianggap sebagai pembunuh.
- Depresi. Saat Seung-hee muncul kembali di kehidupannya, dia merasa depresi karena takut masa lalunya diketahui oleh orang lain termasuk keluarganya. Sehingga, dia pun merasa pikirannya kacau saat menjalani rutinitasnya.
Korban pelecehan seksual akan terus diikuti rasa trauma. Saat bersuara, mereka khawatir tidak ada yang memercayainya.
Khususnya, dalam kasus Hye-joo, pelaku tidak telah tiada, sehingga penyelidikan sulit dilanjutkan.
Entah mengapa, menonton drama Korea “Trolley” ini membuat saya agak jengkel. Kenapa Hye-joo harus merasa bersalah? Kenapa dia harus menderita padahal telah menjadi korban? Kenapa dan kenapa memenuhi isi kepala?
Viktimisasi sekunder terjadi ketika korban menderita kerugian lebih lanjut bukan sebagai akibat langung dari tindak pidana, tetapi karena cara lembaga dan individu yang berurusan dengannya. Viktimisasi sekunder ini juga dihadapi Hye-joo dengan cap sebagai pembunuh yang disematkan kepadanya dan pembohong, serta pemeras.