Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Khazanah

Gus Baha: Dua Model Umat Islam Menyikapi Keadaan

:: Redaksi
28 Juli 2020
dalam Khazanah
Gus Baha

Bahaudin Nur Salim (Gus Baha)

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

DUA TIPE

Oleh: Supardi Kafha


Barisan.co – Bahaudin Nur Salim (Gus Baha) menuturkan, ada dua model umat Islam dalam menyikapi keadaan, sebagaimana teladan dari Sayid Hasan dan Sayid Husein.

Hasan dan Husein merupakan keturunan Nabi saw lewat jalur Fatimah ra. Kita tahu bahwa Sayidina Ali bin Abi Thalib menikah dengan Fatimah, putri Nabi saw setahun setelah hijrah ke Madinah. Sayidina Ali berusia 20 tahun, sedang Sayidah Fatimah berusia 15 tahun. Nah, dua cucu Nabi saw tersebut menjadi simbol: kompromi demi kebaikan umat, dan berani mati demi kebenaran.

BACAJUGA

Kisah Ali bin Abi Thalib

3 Kisah Ali bin Abi Thalib Memecahkan Masalah dengan Logika Matematika

15 November 2022
doa pagi

Doa Pagi Hari Ali bin Abi Thalib, Ketundukan Seorang Hamba

19 September 2022

Sayid Hasan memilih jalur kompromi ketika berhadapan dengan Muawiyah, supaya tak jatuh korban sia-sia. Hasan, yang oleh sebagian umat Islam, didorong untuk menggantikan ayahnya, Sayidina Ali, menjadi khalifah.

Namun, hak beliau untuk menjadi khalifah itu diserahkan pada Muawiyah, yang memang bernafsu untuk berkuasa usai melawan pemerintahan sah Sayidina Ali. Alhasil, pada era tersebut kepemimpinan Islam tunggal dipegang oleh Muawiyah yang kemudian dikenal dengan Bani Umayyah, yang berpusat di Damasyik di Syiria.

Kita baca sejarah, kepemimpinan Muawiyah berikut Yazid itu berbeda dengan tradisi Khulafaur Rasyidin. Masa kepemimpinan empat sahabat utama Nabi saw tersebut tercatat sebagai puncak kegemilangan Islam. Namun begitu beralih kekuasaan Sayidina Ali bin Abi Thalib kepada Muawiyah, mulai tahun 661, adalah peralihan bentuk pemerintahan, dalam khazanah modern bisa dibilang demokrasi, berbasis kecakapan memimpin menjadi sistem kekhalifahan monarki. Dan, peralihan sistem itu pun melalui tragedi berdarah. Syahdan, Muawiyah memimpin kekuasaan yang entah tak jelas mandat dari mana atau siapa.

Sayid Hasan berhitung, meski pemerintahan Muawiyah itu buruk dan ilegal, jika dilawan akan sama artinya dengan pertumpahan darah sesama umat. Beliau takut berdarah-darah yang bakal mendera umat Islam. Oleh karenanya, beliau memilih berkompromi dengan Muawiyah.

Berbeda Sayid Husein. Beliau memilih untuk mengambil haknya. Beliau berpendirian bahwa pemerintah zalim mesti dilawan. Beliau berkeyakinan bahwa umat harus melakukan perubahan. Umat jangan sampai mendiamkan kemungkaran. Kebenaran harus diomongkan terus. Yazid, anak Muawiyah, tidak terima hingga terjadilah tragedi di padang Karbala, terpenggalnya kepala Sayid Husein oleh pasukan Yazid.

“Siapa melihat kezaliman dan tidak mengambil langkah, itu pasti masuk neraka.” Begitu penggalan pidato Sayid Husein sebelum menemu ajal di Karbala, yang dikupas oleh Gus Baha.

“Lho penting, maksiat kita omongkan terus.” jelas Gus Baha tentang dakwah yang beribrah Sayid Husein.

“Contoh begini: zina itu akan terus dinilai jorok, itu berkat omongan terus-menerus bahwa anak zina disebut anak jadah (haram). Atau pezina disebut ‘lonthe’. Bayangkan, seumpama istilah (lonthe) itu dikamuflase menjadi ‘wanita harapan’, maka lambat laun tidak akan ada penjorokan atas sesuatu yang jorok sebagai jorok. Nah, ke depan era cucu kita, kemungkinan hukum berubah, karena penghalusan tersebut, yang akhirnya lupa hakikat zina.”

Penghalusan-penghalusan istilah, yang seolah indah dan baik, tapi justru menyesatkan. Seperti “mengakali” kita sebut “seni berdiplomasi”; “membujuk” diperhalus menjadi “seni berpolitik”; dan seterusnya.

Matinya Sayid Husein adalah simbol bahwa siapa saja boleh berani mati demi kebenaran. Sayid Husein menentang kebijakan kakaknya, Sayid Hasan, bahwa yang “haq” adalah “haq”, meski nyawa taruhannya. Sayid Hasan melihat kompromi itu lebih baik ketimbang prahara, lebih membawa maslahat bagi Islam ketimbang tragedi. Berkompromi adalah pilihan demi menjaga persatuan umat.

“Mungkin Muawiyah yang salah, dan yang berhak itu saya. Namun, karena saya ingin umat ini baik-baik saja, dan menjaga umat dari pertumpahan darah, maka hak khalifah saya serahkan kepada Muawiyah.” Pidato Sayid Hasan.

Berkat pilihan beliau, tahun-tahun itu disebut tahun persatuan. Sebab pemerintahan Sayid Hasan total dihapuskan, dilebur menjadi satu dengan kekuasaan Muawiyah. Sekira tak bergabung, akan terbit kubu-kubuan. Kubu Hasan bertempur dengan kubu Muawiyah. Dan, yang demikian sungguh tak diinginkan oleh cucu nabi yang sedemikian lembut itu.

“Nah, yang diikuti oleh kiai-kiai Indonesia itu Sayid Hasan!” terang Gus Baha.

Memang demikian faktanya. Umumnya ulama atau kiai banyak yang lahir dari rahim Muhammadiyah atau NU. Kita mafhum, organisasi masa Islam yang terbukti menjaga persatuan umat adalah Muhammadiyah dan NU. Keduanya menjadi arus utama pola keberislaman moderat, pilihan yang dulu diambil oleh Sayid Hasan. Tidak ekstrem.

Begitulah, dua simbol kebenaran yang sama-sama dibutuhkan umat. Sayid Hasan memilih kompromi demi kestabilan umat Islam. Sayid Husein memilih mati demi tegaknya kebenaran. Kedua beliau itu adalah wajah “wa mahyaya wa mamati lillahi rabbil ‘alamin”, dan hidupku serta matiku hanyalah untuk Allah Tuhan seluruh alam. Hidup dan mati demi Tuhan.


Ungaran, 27/07/2020; 17. 56

Editor: Lukni

Topik: Ali bin Abi ThalibGus Baha
Redaksi

Redaksi

Media Opini Indonesia

POS LAINNYA

Ibnu Awwam
Khazanah

Ibnu Awwam, Mengenal Sosok Ilmuwan Islam Bidang Pertanian

5 Februari 2023
wakaf uang
Khazanah

Mengenal Wakaf Uang, Sejarah dan Fatwa Ulama

25 Januari 2023
Kenapa Rumput Tetangga Lebih Hijau?
Khazanah

Kenapa Rumput Tetangga Lebih Hijau?

21 Desember 2022
Serat Tripama
Khazanah

Serat Tripama dan Ajaran Tentang Cinta Tanah Air

15 Desember 2022
umur para nabi
Khazanah

Umur Para Nabi, 25 Nabi yang Wajib Diketahui Hingga Nabi Khidir dan Nabi Uzair

13 Desember 2022
kitab al-filaha
Khazanah

Kitab Al-Filaha Ibnu Awwam, Induknya Ilmu Pertanian

6 Desember 2022
Lainnya
Selanjutnya
Akankah Gibran Mulus Melangkah?

Akankah Gibran Mulus Melangkah?

KPU Rembang

Saling Sinergi, KPU Rembang Gelar Sosialisasi Tahapan dan Pencalonan Pemilihan Bupati

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

arti imma'ah

Jangan Menjadi Kelompok Imma’ah, Berikut Arti dan Penjelasannya

8 Februari 2023
Ari Lasso Suka Makan Kurma

Asupan Nutrisi dan Energi Sebelum Manggung, Ari Lasso Suka Makan Kurma

8 Februari 2023
NU modern

Wapres Harapkan NU Lebih Modern Sesuai Perkembangan Zaman

7 Februari 2023
Wakil Rektor PTIQ Jakarta Ali Nurdin Minta KPU dan Bawaslu Gelar Pemira Berbasis Al-Qur’an

Wakil Rektor PTIQ Jakarta Ali Nurdin Minta KPU dan Bawaslu Gelar Pemira Berbasis Al-Qur’an

7 Februari 2023
pencatat

Pencatat Berpikiran Besar

7 Februari 2023
Pesta Rakyat Dewa 19, Sebuah Catatan dari JIS

Pesta Rakyat Dewa 19, Sebuah Catatan dari JIS

7 Februari 2023
Negara Partitokrasi

Negara Partitokrasi, dan Kewajiban Menolak Perilaku Anti Demokrasi

7 Februari 2023

SOROTAN

Pesta Rakyat Dewa 19, Sebuah Catatan dari JIS
Opini

Pesta Rakyat Dewa 19, Sebuah Catatan dari JIS

:: M Chozin Amirullah
7 Februari 2023

KONSER Dewa 19 bertajuk Pesta Rakyat akhirnya digelar pada Sabtu, 4 Februari 2023. Konser ini awalnya akan digelar pada 12...

Selengkapnya
Negara Partitokrasi

Negara Partitokrasi, dan Kewajiban Menolak Perilaku Anti Demokrasi

7 Februari 2023
Ajip Rosidi, Anies Baswedan dan Buku

Ajip Rosidi, Anies Baswedan dan Buku

7 Februari 2023
George Orwell, KTP dan Indonesia

George Orwell, KTP dan Indonesia

6 Februari 2023
Minyak Kita atau Minyak Ente?

Minyak Kita atau Minyak Ente?

5 Februari 2023
Dahulu Aku Anggota HMI, Kini Berupaya Hidup Pantas Sebagai Alumni HMI

Dahulu Aku Anggota HMI, Kini Berupaya Hidup Pantas Sebagai Alumni HMI

5 Februari 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Risalah
  • Sastra
  • Khazanah
  • Sorotan Redaksi
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang