Scroll untuk baca artikel
Khazanah

Dunia Adalah Permainan, Inilah 4 Perumpamaannya

Redaksi
×

Dunia Adalah Permainan, Inilah 4 Perumpamaannya

Sebarkan artikel ini
Dunia Adalah Permainan
Ilustrasi foto/Pexels.com

Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau… (QS. Muhammad: 36).

BARISAN.CO – Dunia adalah senda gurau dan permainan belaka, makna dalam frasa ini tersembunyi di balik kehidupan yang penuh dengan ironi dan kebingungannya sendiri.

Manusia sering kali terperangkap dalam rutinitas dan kekhawatiran sehari-hari, lupa bahwa kehidupan ini sebenarnya adalah sebuah permainan yang tak terduga. Seperti pion-pion di papan catur, kita terus bergerak dalam arah yang tak terduga, kadang dengan keuntungan besar, kadang dengan kekalahan menyakitkan.

Namun, dalam kegembiraan dan kebahagiaan yang ditemukan dalam permainan, kita menemukan kebebasan sejati. Dunia memberi kita panggung untuk mengekspresikan diri, mengejar impian, dan meraih tujuan.

Terkadang, kita harus belajar untuk tidak terlalu memikirkan kegagalan atau ekspektasi orang lain, dan hanya menikmati setiap momen dari permainan yang telah diberikan kepada kita. Kita belajar untuk tidak terlalu terikat pada hasil akhir, tetapi lebih memperhatikan prosesnya sendiri.

Dalam keceriaan dan tawa, kita menemukan kebijaksanaan untuk tidak terlalu terbebani oleh kekhawatiran dan tekanan, melainkan mengambil kesempatan untuk hidup secara penuh dan autentik.

إِنَّمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۚ وَإِن تُؤْمِنُوا۟ وَتَتَّقُوا۟ يُؤْتِكُمْ أُجُورَكُمْ وَلَا يَسْـَٔلْكُمْ أَمْوَٰلَكُمْ

Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika kamu beriman dan bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu.” (QS. Muhammad: 36).

Berikut ini sifat dunia atau perumpamaan kehidupan dunia, sebagaimana dikutip dari Facebook Thariqah Alawiyah Plus:

  1. Dunia adalah mata’

Sebagaimana Allah Swt berfirman dalam surah Ar-Ra’d ayat 36:

.وَفَرِحُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا فِي الْآَخِرَةِ إِلَّا مَتَاعٌ“…

Dan mereka bergembira dengan dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit).” (QS. Ar Ra’d : 26).

Imam Asy Syaukani dalam Fathul Qodir menafsiri ayat ini mengatakan: “Maksudnya adalah tidaklah dunia itu melainkan kesenangan sedikit. Dikatakan juga bahwa maknanya adalah kesenangan yang sedikit yang akan sirna”.

Didalam ayat yang lain dan dipertegas firman Allah Swt dalam Al-Mukmin ayat 39:

يَا قَوْمِ إِنَّمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَإِنَّ الْآَخِرَةَ هِيَ دَارُ الْقَرَارِ“

Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itu negeri yang kekal.” (QS. Al-Mukmin: 39)

  1. Dunia adalah mata’ul ghurur

Allah Swt berfirman dalam surah Ali-Imran ayat 185:

وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali-Imran: 185).

Diriwayatkan dari Ibnu Abi Hatim dari Qotadah, firman Allah, “Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”

Beliau berkata : “Dunia adalah kesenangan yang akan ditinggalkan serta di diamkan yang akan Allah lenyapkan dari pemiliknya….

  1. Dunia adalah mata’un qolil.

Sebagaimana Allah Swt berfirman dalam surah An-Nisa’ ayat 77:

قُلْ مَتَاعُ الدُّنْيَا قَلِيلٌ وَالْآَخِرَةُ خَيْرٌ لِمَنِ اتَّقَى وَلَا تُظْلَمُونَ فَتِيلًا…

…Katakanlah: “Kesenangan di diunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih naik untuk orang-orang yang bertakwa dan kamu tidak dianiaya sedikitpun.” (QS. An-Nisa’ : 77)

Diriwayatkan dari Ibnu Al Mundzir, Ibnu Abi Hatim dan Abu Syaikh dari Hisyam, beliau berkata : Imam Hasan Al Basri membaca ayat “Kesenangan di dunia ini hanya sebentar”, maka beliau berkata:

Semoga Allah merahmati seorang hamba yang bisa menjaga diri dari hal itu. Tidaklah semua kesenangan dunia dari yang pertama hingga yang terakhir melainkan seperti seorang yang tertidur lantas ia bermimpi dengan sesuatu yang disenanginya kemudian ia terbangun hingga ia taklagi melihat sesuatu apapapun”.