BARISAN.CO – Eating disorder merupakan gangguan psikologis dalam perilaku makan yang terjadi akibat obsesi individu untuk memiliki bentuk tubuh/berat badan yang ideal. Hal ini membuat individu melakukan segala cara untuk mengendalikan berat badannya atas makanan yang hendak dikonsumsi dari segi takaran makanan tersebut.
Dalam kondisi terparah, eating disorder bisa menyebabkan komplikasi dan kematian. Penyakit ini umumnya terjadi pada rentan usia berapa pun, namun rata-rata pengidap penyakit ini adalah remaja yang berusia 13 – 17 tahun.
Selain masalah psikologis, faktor genetik, faktor biologis dan faktor keturunan menjadi penyebab gangguan ini. Dalam penanganan secara medis, peran psikiater dapat membantu meringankan gejala yang dialami penderita, yaitu dengan metode psikoterapi dan resep konsumsi obat antidepresan.
Eating disorder terbagi atas beberapa kategori atas gejala yang dirasakan, di antaranya:
1. Anoreksia Nervosa
Individu yang mengalami gangguan ini takut gemuk sehingga membiarkan dirinya selalu lapar. Ia membatasi asupan makannya karena menganggap berat badannya sudah berlebihan, walaupun kenyatannya kondisi berat badan individu tersebut termasuk ke dalam kategori kurus. Dalam kasus terparah, penderita dapat merasa putus asa atas gangguan yang dialami dan memutuskan bunuh diri.
Efek samping yang dirasakan bagi penderita gangguan ini adalah:
- Kulit kering;
- Sering merasa kedinginan akibat suhu tubuh yang rendah;
- Pada perempuan, gejala ini membuat siklus menstruasi menjadi tidak teratur;
- Darah rendah atau bahkan kurang darah;
- Tulang menjadi keropos.
2. Bulimia Nervosa
Gangguan ini membuat penderita mengalami episode makan yang berlebihan secara berulang. Penderita akan makan dengan porsi besar dengan rentan waktu yang singkat. Di saat bersamaan, individu dengan gangguan ini juga melawan rasa takut gemuk dengan memuntahkan makanan yang sudah dimakan, atau bahkan menggunakan obat sejenis pencahar sebagai alat bantu.
Akibat daripada tindakan tersebut, penderita gangguan ini mendapatkan efek samping, yaitu:
- Peradangan pada tenggorokan;
- Pembengkakan pada kelenjar ludah;
- Dehidrasi berlebihan;
- Gangguan elektrolit.
3. Binge-Eating Disorder
Individu dengan gangguan ini juga mengalami episode makan yang berlebihan secara mengulang seperti halnya penderita gangguan bulimia nervosa. Namun, pada penderita gangguan ini tidak ada usaha untuk memuntahkan makanan yang telah dimakan. Penderita gangguan ini cenderung melawan rasa takut mereka dengan cara diet berlebihan. Namun, hal ini dirasa selalu gagal dan menyebabkan penderita mengalami depresi, juga perasaan kesal dan jijik terhadap diri sendiri.
Jika mengalami beberapa gangguan di atas, segeralah melakukan konsultasi dengan psikiater. Namun, kesukaan terhadap makan belum tentu menderita eating disorder. Makan merupakan salah satu wujud insting manusia dalam memenuhi kebutuhan dasar secara fisiologis. Sementara itu, kesukaan terhadap makan bisa jadi merupakan suatu bentuk dari rasa syukur kita terhadap nikmat yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis: Maryo Rifaldy Soleman (magang)
Editor: Yusnaeni