Barisan.co
  • Beranda
  • Opini
  • Analisis
    • Esai
    • Analisis Awalil
    • Perspektif
  • Kolom
  • Khazanah
  • Lifestyle
  • Sosok
  • Sastra
  • Barisan Tv Network
    • Barisan Tv
    • Awalil Rizky
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Opini

Faktanya, Banyak Orang Menjadi ‘Idiot Besar’ Gara-gara Miras

:: Opini Barisan.co
2 Maret 2021
dalam Opini
Faktanya, Banyak Orang Menjadi ‘Idiot Besar’ Gara-gara Miras

Ilustrasi minuman keras: nerdist.com

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

Dibukanya aliran investasi minuman keras oleh Presiden Joko Widodo memunculkan perkubuan. Banyak penolakan datang terutama atas pertimbangan larangan agama. Sebaliknya, ada yang mendukung dengan dalih bahwa investasi miras mampu dongkrak pertumbuhan ekonomi.

Kedua pandangan itu memang layak diberi tempat untuk pro-kontra. Minuman keras, bagaimanapun, adalah fenomena ekonomi dan adalah juga fenomena moralitas beragama. Tapi agar lebih mudah, kita agaknya perlu menengok kenyataan miras di akar rumput dan melihat bagaimana penerimaan masyarakat tentang itu.

Nun jauh di bawah sini, di akar rumput, saya menyaksikan betapa miras sering mengantar kehidupan sosial ekonomi masyarakat masuk ke dalam ruang-ruang samar. Situasi yang semestinya dapat selesai secara jernih, justru berubah menjadi sekeruh dasar kolam lele gara-gara miras.

Misalnya orang ini, Aziz namanya, adalah teman saya ngekos sewaktu kuliah. Mulutnya berbau alkohol nyaris setiap malam. Pernah pada suatu malam kami mampir ke Alfamart membeli keperluan. Setelah barang didapat, kami keluar, dan Aziz yang saat itu setengah mabuk memberikan uang ke tukang parkir dan, paginya, ia baru sadar bahwa yang ia berikan adalah pecahan Rp20 ribu.

BACAJUGA

Janji Hanya Janji, Konflik Agraria Terus Terjadi di Era Jokowi

Janji Hanya Janji, Konflik Agraria Terus Terjadi di Era Jokowi

24 September 2023
Cara Investasi Jangka Panjang

Cara Investasi Jangka Panjang di Usia Muda

31 Agustus 2023

Kami sama-sama membenci tukang parkir Alfamart. Mereka mendapat uang hanya dengan melambaikan tangan dan bagi kami itu tidak adil. Pagi itu, dengan emosi Aziz berucap dalam bahasa Jawa, “Saya tidak ikhlas, Ndes! Bahkan 2 ribu rupiah untuk orang seperti mereka terlalu mahal.”

“Mau bagaimana, sudah telanjur.”

“Tapi saya rugi. Ada selisih 18 ribu di sana,” kata Aziz.

“Demikianlah mabuk membuat mahasiswa kehilangan kontrol ekonomi,” jawab saya.

Anda tidak perlu tahu tanggapan Aziz berikutnya. Yang jelas, di malamnya yang jahanam itu, ia telah mengeluarkan biaya 1000% lebih mahal dari seharusnya.

Lain kisah Aziz lain kisah Restu. Restu adalah pemilik angkringan tak jauh dari kosan saya. Pernah suatu ketika datang seorang pemuda ke angkringan. Kami paham pemuda ini mabuk sedari kejauhan. Jalannya mleyat-mleyot. Tercium aroma congyang sejak ia mengucap kalimat pertama. “Bungkusin gorengan 10 biji, Mas.”

Kami mudah mengenali aroma congyang—miras khas Semarang—sebagaimana kami mengenali parfum murahan. Keduanya mengandung unsur bau kemiskinan yang serupa.

Restu lantas memberi gorengan sebanyak diminta si pelanggan mabuk. Anda tahu selanjutnya? Si pemuda mabuk menolak membayar. Layaknya jagoan di film-film, ia tiba-tiba mengancam siapapun yang berani macam-macam dengannya. Dan Restu, karena tak ingin ada keributan di angkringannya, akhirnya rela 10 biji gorengannya seharga 5 ribu rupiah itu digondol si pemuda mabuk.

Terdengar remeh dan sepele, ya? Anda boleh menganggapnya demikian. Tapi baik Aziz maupun Restu, mereka sama-sama dirugikan oleh adanya miras. Kehilangan 18 ribu ataupun 5 ribu rupiah adalah hal besar. Dan saya percaya ada banyak sekali orang seperti mereka, dengan skala kerugian nominal yang amat beragam.

Dan jika dorongan investasi berarti makin banyak miras diproduksi, tak bisa dibayangkan bagaimana bentuk kenaikan kurva permintaan komoditas ini nantinya. Apalagi, investasi ini dibuka sampai tingkat perdagangan eceran dan kaki lima.

Dampak negatif atas semakin mudahnya memperoleh miras merupakan kemungkinan yang selalu terbuka. Rasa-rasanya, kita perlu terus mengatakan, bahwa gejolak sosial akibat investasi ini akan lebih besar dibanding keuntungan yang didapatkan, di mana—berkaca dari pengalaman masa lalu—biasanya hanya dinikmati segelintir kalangan. []


Topik: CongyangInvestasiInvestasi MirasMinuman KerasPresiden Joko Widodo
Bagikan1Tweet1Send
Opini Barisan.co

Opini Barisan.co

Media Opini Indonesia

POS LAINNYA

daulat pangan
Opini

Daulat Pangan

3 Oktober 2023
Makam Diponegoro
Opini

Perlukah Kita Memindah Makam Pangeran Diponegoro?

25 September 2023
Perusahaan Koperasi
Opini

DIVVY: Keunggulan Sistem Perusahaan Koperasi

24 September 2023
Koalisi Perubahan vs Non Perubahan = Koalisi Kerakyatan vs Koalisi Kekuasaan
Opini

Koalisi Perubahan vs Non Perubahan = Koalisi Kerakyatan vs Koalisi Kekuasaan

22 September 2023
Apakah Keuntungan Itu
Opini

Apakah Keuntungan Itu?

21 September 2023
Oligarki yang Menagih Hutang
Opini

Masa Lalu, Masa Depan, dan Oligarki yang Menagih Hutang

21 September 2023
Lainnya
Selanjutnya
Bobrok Tata Kelola BUMN & Institusi Negara

Bobrok Tata Kelola BUMN & Institusi Negara

Mengenang KH Zainuddin MZ, Dai ‘Sejuta Umat’ Asal Betawi yang Dakwahnya Bisa Diterima Semua Kalangan

Mengenang KH Zainuddin MZ, Dai 'Sejuta Umat' Asal Betawi yang Dakwahnya Bisa Diterima Semua Kalangan

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

HMI MPO
Berita

PB HMI MPO Suarakan Isu Lingkungan & Demokratisasi di Forum Cultural Exchange Asia Tenggara

:: Ananta Damarjati
3 Oktober 2023

Kehadiran HMI MPO dalam Cultural Exchange menjadi upaya melakukan diplomasi serta menggaungkan isu-isu sentral yang banyak terpinggirkan. BARISAN.CO – Pengurus...

Selengkapnya
Tingkatkan Ketahanan Pangan, KPP SKSG UI Beri Edukasi Pertanian Perkotaan di Lingkungan Sekolah

Tingkatkan Ketahanan Pangan, KPP SKSG UI Beri Edukasi Pertanian Perkotaan di Lingkungan Sekolah

3 Oktober 2023
Disambut Antusias Ribuan Orang, Capres Anies Baswedan Resmikan Posko Relawan di Kebumen

Disambut Antusias Ribuan Orang, Capres Anies Baswedan Resmikan Posko Relawan di Kebumen

3 Oktober 2023
daulat pangan

Daulat Pangan

3 Oktober 2023
AMIN Tak Mau Dibayar

Gerakan Terus Bergulir, Relawan Bandung Raya Tegaskan Siap Jadi Saksi AMIN Tak Mau Dibayar

3 Oktober 2023
Suatu Hari yang Baik 2045

Pameran Suatu Hari yang Baik 2045, Hadirkan Catatan Masa Lalu dan Visi Masa Depan Perkotaan Indonesia

3 Oktober 2023
Katalin Karikó dan Drew Weissman Raih Hadiah Nobel Bidang Kedokteran

Katalin Karikó dan Drew Weissman Raih Hadiah Nobel Bidang Kedokteran

3 Oktober 2023
Lainnya

SOROTAN

daulat pangan
Opini

Daulat Pangan

:: Suroto
3 Oktober 2023

Daulat Pangan

Selengkapnya
Makam Diponegoro

Perlukah Kita Memindah Makam Pangeran Diponegoro?

25 September 2023
Perusahaan Koperasi

DIVVY: Keunggulan Sistem Perusahaan Koperasi

24 September 2023
Koalisi Perubahan vs Non Perubahan = Koalisi Kerakyatan vs Koalisi Kekuasaan

Koalisi Perubahan vs Non Perubahan = Koalisi Kerakyatan vs Koalisi Kekuasaan

22 September 2023
Apakah Keuntungan Itu

Apakah Keuntungan Itu?

21 September 2023
Oligarki yang Menagih Hutang

Masa Lalu, Masa Depan, dan Oligarki yang Menagih Hutang

21 September 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Beranda
  • Opini
  • Analisis
    • Esai
    • Analisis Awalil
    • Perspektif
  • Kolom
  • Khazanah
  • Lifestyle
  • Sosok
  • Sastra
  • Barisan Tv Network
    • Barisan Tv
    • Awalil Rizky

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang