Barisan.co
  • Beranda
  • Opini
  • Analisis
    • Esai
    • Analisis Awalil
    • Perspektif
  • Kolom
  • Khazanah
  • Lifestyle
  • Sosok
  • Sastra
  • Barisan Tv Network
    • Barisan Tv
    • Awalil Rizky
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Terkini Politik & Hukum

Farouk Alwyni: Dua Dekade Reformasi, KKN Masih Merajalela di Sekitar Kekuasaan

:: Ananta Damarjati
31 Januari 2022
dalam Politik & Hukum
Farouk Alwyni

Ilustrasi: Cisfed.org.

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

Masih kentalnya nuansa korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) di Indonesia perlu menjadi perhatian banyak orang.

BARISAN.CO – Menurut Ketua Departemen Ekonomi dan Pembangunan DPP Partai Keadilan Sejahtera, Farouk Abdullah Alwyni, KKN di era Presiden Joko Widodo harus diawasi dengan mata terbuka dan kesadaran yang awas.

Farouk mengatakan, harusnya cita-cita reformasi bebas KKN bisa jadi kenyataan jika tata kelola pemerintahan dapat dijalankan dengan prinsip good governance. Kenyataannya, selang 24 tahun umur reformasi, nyaris tak ada indikator menunjukkan tanda kemajuan.

“Terutama dalam 5 tahun terakhir, semua indikator memperlihatkan betapa KKN masih belum selesai. Tingkat korupsi memburuk, keadilan sosial memburuk, penegakkan hukum memburuk, dan pemerintah seperti tidak melakukan apa-apa,” kata Farouk Alwyni.

Pada titik ini, Farouk menyebut, penting untuk menyadari bahwa KKN merupakan salah satu faktor non-ekonomi yang berdampak besar terhadap ekonomi (non-economic factors affecting economy).

BACAJUGA

Pelatihan Pembuatan Biopestisida dari Kulit Bawang Putih

Tim KKN UNNES Hadirkan Solusi Ekologi: Pelatihan Pembuatan Biopestisida dari Kulit Bawang Putih

20 November 2023
road show pmk bojonegoro

PMK Ke-66 Bojonegoro, Kolaborasi Puisi, Musik dan Tari

12 November 2023

Bukan hanya itu, KKN di Indonesia bahkan juga menjadi perhatian dunia, sebagaimana bisa ditelisik dalam dokumen World Justice Report 2021.

Dalam dokumen ini, Indonesia berada di peringkat 68 dari 139 negara dalam hal penegakkan hukum dengan skor total 0,52 poin. Skor ini nyaris tidak berubah sejak tahun 2015.

Secara implisit, menurut Farouk, dokumen World Justice Report menunjukkan bahwa hukum di Indonesia masih mengandung masalah kesetaraan.

Belum semua orang Indonesia sama di hadapan hukum. Sebagian kecil menikmati previlese. Sebagian besar mendapat diskriminasi. Hukum cenderung lebih lembut kepada mereka yang dekat kekuasaan dan keras kepada yang jauh.

“Selain soal penegakkan hukum, secara lebih rinci dokumen ini juga memperlihatkan kita masih bermasalah dengan isu-isu di antaranya abuse of power, korupsi, transparansi, kebebasan sipil, kriminalitas, keamanan, serta hak-hak fundamental warga negara. Di hampir semua isu tersebut, Indonesia punya skor di bawah rata-rata global,” kata Farouk.

Di dokumen ini pula, korupsi menjadi isu yang paling membuat nama Indonesia buruk di mata dunia. Indonesia hanya mencatatkan skor 0,40 poin. Padahal, rata-rata global berada di angka 0,52 poin.

“Kenapa soal korupsi skor Indonesia jeblok, laporan ini menyebut salah satu penyebabnya adalah masih maraknya ranting eksekutif pemerintahan yang memanfaatkan fasilitas negara guna memenuhi kepentingan sendiri,” jelas Farouk.

Menurutnya, hal itu diperparah praktik penegakkan hukum yang masih tebang pilih. Praktis, ketika lingkaran penguasa menyalahgunakan wewenangnya, nyaris tidak ada hukum yang mampu menyentuh mereka.

“Baru-baru ini, misalnya, kita dikejutkan dengan laporan masyarakat tentang dua anak presiden yang diduga terlibat tindak pidana korupsi dan atau pencucian uang (TPPU). Kita juga mendengar dugaan abuse of power lain seperti keterlibatan Luhut Binsar Panjaitan dalam bisnis PCR, maupun orang-orang lain yang berada di lingkaran kekuasaan,” kata Farouk Alwyni.

Belum ada perkembangan signifikan dari laporan-laporan tersebut. Padahal, kata Farouk, sudah ada bukti permulaan yang bisa ditelusuri sisik-meliknya.

“Benarkah orang-orang yang dilaporkan ini melakukan rent seeking economy guna memenuhi kepentingan pribadi. Di sinilah KPK dan Kepolisian perlu mendudukkan mereka atas nama hukum. Mereka harus diperiksa. Hanya dengan cara inilah semua pertanyaan kita bisa mendapat titik terang,” kata Farouk.

Menurut Farouk, pelaporan para petinggi dan orang dekat Presiden yang dilakukan oleh masyarakat sipil ini harusnya jadi momentum untuk menyadarkan kembali kepada cita-cita reformasi yang bersih dari KKN.

Laporan itu sekaligus juga perlu disikapi sebagai cara untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia punya keinginan untuk menjadi negara yang bersih, minim korupsi, dan punya aturan hukum yang tidak tebang pilih.

Untuk itulah, menurut Farouk, Kepolisian dan KPK perlu bekerja profesional. Mereka perlu membuktikan marwahnya sebagai lembaga negara yang memberi justice for all.

“Jika justice for all bisa tercapai, akan lebih mudah memikirkan bagaimana membangun sistem ekonomi yang bisa memberikan kesempatan untuk semua, opportunity for all,” kata Farouk.

Sistem ekonomi yang baik, menurut Farouk, adalah sistem yang dibangun seinklusif mungkin dan bukan sekadar menguntungkan elite politik. “Pilihan ada di tangan kita, apakah tetap ingin menjadi negara terbelakang dengan bad governance dan unequal opportunity, atau ingin menjadi negara maju dengan good governance dan equal opportunity,”tegas mantan praktisi keuangan internasional ini.

“Jika hukum tidak tegak dan ekonomi terpuruk, rakyat akan merasakan bahwa kita akan butuh reformasi jilid 2 to save Indonesia,” pungkas Farouk. [dmr]

Topik: DPP Partai Keadilan SejahteraFarouk Abdullah AlwyniKKNKorupsiWorld Justice Report
Bagikan1Tweet1Send
Ananta Damarjati

Ananta Damarjati

Warga negara Indonesia, tinggal di Jakarta

POS LAINNYA

Gibran debat
Politik & Hukum

Warganet Kesal Gibran Sering Mangkir Undangan Debat & Menyebutnya ‘Cawapres Karbitan’

25 November 2023
Firli Bahuri
Politik & Hukum

PB HMI MPO Tuntut Mundur Firli Bahuri Usai Statusnya Naik Jadi Tersangka Kasus Pemerasan

23 November 2023
Dapat Penghargaan Kemenkeu, di Hari yang Sama Firli Bahuri Resmi Tersangka Pemerasan SYL
Politik & Hukum

Dapat Penghargaan Kemenkeu, di Hari yang Sama Firli Bahuri Resmi Tersangka Pemerasan SYL

23 November 2023
penipuan tiket coldplay
Politik & Hukum

Penipuan Tiket Coldplay, ‘Ghisca Beraksi Sendirian & Catatkan Nilai Transaksi Rp40 Miliar’

22 November 2023
Klarifikasi Mahfud MD, Ganjar Beri Nilai 5 Penegakan Hukum Pemerintahan Jokowi
Politik & Hukum

Klarifikasi Mahfud MD, Ganjar Beri Nilai 5 Penegakan Hukum Pemerintahan Jokowi

20 November 2023
PPP
Politik & Hukum

Muncul Baliho Dukungan Terhadap Anies oleh Partai Ka’bah di Yogya, ‘PPP 100 Persen Dukung AMIN’

7 November 2023
Lainnya
Selanjutnya
Resensi Buku: DAR Membongkar Operasi Psikologi Gerakan Intoleransi

Resensi Buku: DAR Membongkar Operasi Psikologi Gerakan Intoleransi

‘Jejak Bangsa di Gerbang Indonesia’ Jadi Pemenang Sayembara Prasarana Ruang Publik di Kawasan HI

'Jejak Bangsa di Gerbang Indonesia' Jadi Pemenang Sayembara Prasarana Ruang Publik di Kawasan HI

TRANSLATE

TERBARU

Memperkuat Masyarakat Sipil
Berita

Memperkuat Masyarakat Sipil, Ketua PIEC: Upaya Memelihara Demokrasi

:: Redaksi Barisan.co
7 Desember 2023

Memperkuat Masyarakat Sipil

Selengkapnya
QolaQ Foundation

Era Baru Proteksi Kesehatan dan Jiwa, QolaQ Foundation Hadirkan Platform Mutual Aid Inklusif Berbasis Web3 Pertama di Indonesia

7 Desember 2023
Pengamanan Zat Adiktif

Organisasi Kesehatan Dukung Pengamanan Zat Adiktif dalam RPP Kesehatan, Berharap Presiden Jokowi dan Menkes Bersikap Tegas

7 Desember 2023
Butet Dilarang Bicara Politik di TIM, Jangan Sampai Anies yang Disalahkan

Butet Dilarang Bicara Politik di TIM, Jangan Sampai Anies yang Disalahkan

7 Desember 2023
Serangan Udara

Serangan Udara

7 Desember 2023
alissa wahid pemilu 2024

Alissa Wahid Soroti Pemilu 2024, Demokrasi di Indonesia Saat ini Masih Bersifat Prosedural

7 Desember 2023
Respons Mahasiswa Ilmu Pemerintahan atas Kampanye Anies di Kalimantan Selatan

Respons Mahasiswa Ilmu Pemerintahan atas Kampanye Anies di Kalimantan Selatan

6 Desember 2023
Lainnya

SOROTAN

Butet Dilarang Bicara Politik di TIM, Jangan Sampai Anies yang Disalahkan
Opini

Butet Dilarang Bicara Politik di TIM, Jangan Sampai Anies yang Disalahkan

:: Yayat R Cipasang
7 Desember 2023

Butet baru sekira tiga bulan jadi "oposisi" sudah mengeluh dan berkeluh-kesah. PENGAKUAN budayawan Butet Kartaredjasa soal dirinya dilarang bicara politik...

Selengkapnya
Kereta Penglaju, Anies Baswedan dan Ignasius Jonan

Kereta Penglaju, Anies Baswedan dan Ignasius Jonan

6 Desember 2023
Makan Malam Imajinatif Anies Baswedan

Makan Malam Imajinatif Anies Baswedan

5 Desember 2023
Apakabar Kang Emil, Erick Thohir dan Sandi Uno?

Apakabar Kang Emil, Erick Thohir dan Sandi Uno?

3 Desember 2023
Pemimpin Karbitan dan Kaderisasi Pemimpin

Pemimpin Karbitan dan Kaderisasi Pemimpin

1 Desember 2023
Horeee…PDIP Jadi Oposisi

Food Estate, Proyek Gagal yang Bakal Dilanjutkan Prabowo

29 November 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Beranda
  • Opini
  • Analisis
    • Esai
    • Analisis Awalil
    • Perspektif
  • Kolom
  • Khazanah
  • Lifestyle
  • Sosok
  • Sastra
  • Barisan Tv Network
    • Barisan Tv
    • Awalil Rizky

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang