Scroll untuk baca artikel
Blog

Filisida Mengintai Anak

Redaksi
×

Filisida Mengintai Anak

Sebarkan artikel ini

Seorang anak yang tidak diinginkan dibunuh karena anak itu dipandang sebagai penghalang tujuan orangtua. Atau, secara altruistik, orangtua membunuh anak karena cinta. Orangtua ini mungkin membunuh anak mereka terkait dengan bunuh diri mereka sendiri atau untuk melindungi anak dari nasib yang lebih buruk daripada kematian.

Akhirnya, dalam kasus filisida psikotik akut, orangtua yang berada dalam pergolakan psikosis atau maniak membunuh anak itu tanpa alasan yang dapat dimengerti.

Pada saat anak menjadi korban pembunuhan oleh orangtuanya, acapkali fokusnya bukan terhadap korban melainkan pelaku. Padahal jauh lebih penting untuk memikirkan nasib anak-anak yang menjadi korban kekerasan yang berakhir dengan kematian di tangan orangtuanya.

Pembunuhan yang dilatarbelakangi oleh rasa cinta terhadap anak, itu sangat tidak bisa dimaafkan karena jika memang cinta, mereka akan berusaha melindungi anaknya karena rasa cinta itu sendiri amat berharga dibandingkan rasa kehilangan.

Orangtua sepatutnya tak lagi menganggap bahwa anak adalah ‘hak milik’, seakan mereka adalah properti bukan makhluk bernyawa yang tidak memiliki perasaan. Sense of belonging (rasa memiliki) sejenis inilah yang barangkali berkontribusi besar terhadap filisida.

Indonesia perlu rasanya memiliki kolaborasi antarpihak yang berkepentingan di soal ini. Dari sinilah kita bisa mulai melacak masalah yang dihadapi oleh orangtua seperti apakah ada penyakit mental, kekerasan dalam rumah tangga, yang pada gilirannya berdampak terhadap anak-anak.

Memang ada berbagai alasan di balik setiap kejadian termasuk pembunuhan, namun bukan berarti menghilangkan nyawa seseorang dapat dibenarkan apalagi ini anak yang merupakan darah daging sendiri. Bagaimanapun juga, anak perlu dilindungi dan diberikan hak hidup seperti yang telah dituliskan dalam aturan konstitusi di negeri ini. []