Scroll untuk baca artikel
Blog

Fitri Khoerunnisa, Perempuan Indonesia Ahli Kimia yang Menginspirasi

Redaksi
×

Fitri Khoerunnisa, Perempuan Indonesia Ahli Kimia yang Menginspirasi

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Kimia sebagai mata pelajaran pada sekolah menengah sering dianggap sulit oleh banyak siswa di Indonesia. Tidak banyak yang berhasil memperoleh nilai tinggi, apalagi menjadikannya sebagai pelajaran favorit. Kesan tidak mudah dipelajari berlanjut pada tingkat pendidikan tinggi. Program studi ilmu kimia termasuk yang tak banyak tersedia. Jika tersedia, bukan lah yang menjadi rebutan para calon mahasiswa.

Reputasi kimia sebagai ilmu sains yang sulit untuk dikuasai agar menjadi ahli, antara lain karena harus mengusasi banyak cabang ilmu atau sains. Salah satu yang sering dianggap tidak mudah adalah soalan matematika seperti aljabar, geometri, dan kalkulus. Tanpa menguasai matematika, dipastikan tak akan mampu menyelesaikan soal-soal kimia di perkuliahan.

Kesulitan menjadi seorang ahli kimia tergambar pula dari jumlah orang yang bekerja di bidang itu. Diprakirakan ahli kimia dan ilmuwan material di dunia hanya sekitar 94.100 orang.

Salah satu yang memiliki reputasi tinggi sebagai ahli kimia adalah perempuan asal Garut, Fitri Khoerunnisa, Ph. D. Berbagai penghargaan di bidang kimia telah diperolehnya.

Pada tahun 2018 meraih penghargaan Academic Leader Award untuk Dosen sebagai Academic Leader pertama bidang sains dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Penghargaan tersebut diperolehnya karena menemukan biomaterial untuk pengolahan atau pemurnian air (bioflokulan dan bionutrient).

Sebelumnya, pada tahun 2016, Fitri menjadi salah satu penerima penghargaan National Fellowship Awards (FWIS) yang mengajukan proposal penelitian berjudul “Ultrafiltration Nanocomposite Membanes Based on Chitosan-PEG-MWCNT-Graphene Oxides: Study on Antibacterial and Antifouling Properties”.

Penelitian itu mengembangkan membrane polimer alam, yakni kitosan sebagi filter untuk mengatasi persoalan ketersediaan air bersih. Penelitiannya ini sendiri berangkat dari kegelisahan bagaimana mengatasi masalah air. Dia meneliti partikel untuk mengolah limbah air.

Fitri saat ini tercatat sebagai dosen Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Program studi Kimia, Fakultas Pendidikan MIPA. Dia memang menyelesaikan Pendidikan strata satu (S1) di UPI tahun 2000.

Kemudian menyelesaikan pendidikan strata dua (S2) di Universitas Gadjah Mada (UGM) tahun 2005. Sedangkan Pendidikan strata tiga (S3) diselesaikan di Chiba University, Jepang pada tahun 2011.

Selama kurun 2011 hingga 2017, Fitri tercatat pernah memiliki tambahan pengalaman akademis di luar negeri. Khususnya di Shinsu University, Jepang. Antara lain: Postdoctoral (2011-2013); Postdoctoral Researcher (2014-2015), dan Visiting Researcher (2016-2017).

Reputasi Fitri dibangun pula dari puluhan tulisan yang terpublikasi pada banyak jurnal internasional terpandang dalam ilmu kimia. Diperkuat oleh kesertaannya sebagai ketua dan anggota tim berbagai riset nasional, dan bahkan internasional.

Salah satu yang menarik dari perjalanan hidup Fitri ternyata berasal dari keluarga besar, namun tidak termasuk yang berkecukupan. Dia merupakan anak ke-13 dari 14 bersaudara. Sempat diarahkan ayahnya untuk masuk ke pesantren, namun Fitri bersikeras ingin menjadi peneliti dan ahli sains.

Minimalnya dukungan orang tua saat itu, Fitri meminjam uang kepada bibinya untuk membeli formulir UMPTN. Keberhasilannya untuk lolos telah mengubah jalan hidupnya. Perlahan ayahnya pun memberi dukungan kepada jalur pendidikan yang dipilih tersebut.

Setelah menjadi ahli kimia terpandang, Fitri menganggap salah satu tugasnya menjadi pendidik yang baik bagi para mahasiswanya. Dia berharap bisa menjadi contoh dan memberi inspirasi bagi mereka. Hal serupa juga sebagai ibu dari seorang anak ini.