Scroll untuk baca artikel
Blog

Gagal Tinggalkan Kendaraan Pribadi Gara-gara Pandemi

Redaksi
×

Gagal Tinggalkan Kendaraan Pribadi Gara-gara Pandemi

Sebarkan artikel ini

Pada akhir Februari 2020, pengguna aktif Gojek kisaran 3,3 juta pengguna. Sementara pengguna Grab berkisar 3 juta. Saat memasuki Maret 2020, pengguna aktif Gojek menurun sekitar 14 persen menjadi 2,5 juta pelanggan saja. Sementara Grab turun 16 persen menjadi 2 juta saja.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Google, Temasek, dan Bain & Company mencatat pendapatan transportasi online turun hingga 68 persen atau US$3 miliar pada 2020 dari US$10 miliar di 2019.

Data tersebut diperkuat pernyataan Kepala Bidang Angkutan Jalan Dinas Perhubungan DKI Jakarta Susilo Dewanto beberapa waktu lalu. Jumlah pengguna kendaraan pribadi saat PSBB transisi, katanya, hampir sama dengan kondisi normal.

Pengguna sepeda motor mendominasi jalanan ibu kota yaitu sebesar 72,8 persen. Sementara kendaraan roda empat sebesar 26,5 persen dan kendaraan berat seperti bus atau truk 0,7 persen.

“Masyarakat masih khawatir tertular virus saat menggunakan angkutan umum, karenanya masih banyak warga yang memanfaatkan kendaraan pribadi. Apalagi transportasi massal juga masih dibatasi,” kata Susilo dikutip dari berita detik medio Juli 2020.

Pesepeda Meningkat

Menariknya, jumlah pengguna sepeda selama pandemi justru meningkat. Tak tanggung-tanggung, langsung naik 10 kali lipat dibandingkan masa normal. Menurut pengamatan The Insitute for Transportation and Development Policy (ITDP) dari Juni 2020, selama masa PSBB angka pengguna sepeda mencapai 1.000 persen atau 10 kali lipat dari sebelumnya.

Survei perhitungan dilakukan di jam sibuk yaitu pukul 16.30 hingga 8.00 WIB. Lokasinya di beberapa titik seperti Sudirman-Thamrin, Dukuh Atas, Gelora Bung Karno, dan Sarinah.

“Di segmen Dukuh Atas dari Selatan ke Utara (Bundaran Senayan menuju Bundaran HI) pada jam sibuk pagi atau jam kerja, peningkatannya lebih dari 1.000 persen. Di Oktober 2019 hanya 21 pesepeda pada Juni 2020 menjadi 235 pesepeda,” ujar Direktur ITDP Faela Sufa, dikutip dari Republika.

Di segmen Gelora Bung Karno (arah selatan ke utara), dari yang sebelumnya hanya 129 pesepeda menjadi 249 pesepeda. Artinya meningkat sebesar 93 persen.

Jumlah pesepeda di Ibu Kota meningkat seiring kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diberlakukan Gubernur DKI Anies Baswedan. Ilustrasi: unsplash.com

Meningkatnya jumlah pesepeda bisa dibuktikan dengan naiknya harga sepeda di pasaran. Sepeda lipat yang biasanya hanya Rp1.250.000 pada Juni 2020 naik menjadi Rp2.250.000. Penyebabnya adalah grafik permintaan dari peminat sepeda semakin tinggi, sementara stok barang semakin langka.