Mengambil keputusan menjadi anggota Partai Golkar (sebelumnya tidak berpartai), sejatinya itu sebuah risiko. Tapi keputusan itu sudah diambil. Bisa saja dengan keputusan itu justru menambah jumlah followers, hatters atau justru sebaliknya.
Bisa saja gara-gara masuk partai politik dan reaktif kepada pengkritik justru popularitas dan elektabilitas menurun. Paling tidak sang guru SMK dan istrinya serta keluarga besarnya kemungkinan tak akan memiliki Kang Emil dalam kontestasi lainnya apakah di tingkat Jabar atau nasional.
Padahal sang guru SMK itu sebelumnya disebut-sebut sebagai pendukung Kang Emil dalam Pilgub Jabar. Rugi, kan? [rif]