Scroll untuk baca artikel
Blog

Gerai Difabis: Upaya Baznaz Baziz DKI Jakarta Kurangi Masalah yang Dihadapi Kaum Disabilitas

Redaksi
×

Gerai Difabis: Upaya Baznaz Baziz DKI Jakarta Kurangi Masalah yang Dihadapi Kaum Disabilitas

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Banyak orang yang menganggap penyandang disabilitas itu tidak dapat melakukan pekerjaan yang dilakukan oleh orang berbadan sehat. Sehingga banyak di antara mereka tidak mendapatkan kesempatan yang sama.

Mengutip menpan.go.id, Direktur Sasana Inkluksi dan Gerakan Advokasi Difabel (SIGAB) Indonesia, Suharto mengatakan para penyandang disabilitas termasuk dalam kelompok rentan yang apabila dilewatkan dalam program pengentasan kemiskinan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka akan menambahkan angka kemiskinan serta mempersulit upaya untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Kementerian Sosial (Kemensos) melalui Sistem Informasi Manajemen Penyandang Disailitas (SIMPD) per 13 Januari 2021, jumlah penyandang disabilitas di Indonesia sebanyak 209.604 individu.

Penyandang disabilitas juga sering kali menghadapi stigma sosial. Banyaknya penelitian di dunia menunjukkan kaum disabilitas seringkali kesulitan mendapat akses pendidikan dan pelatihan yang mereka butuhkan untuk menjadi sukses dan mengejar karir.

Berangkat dari masalah yang kerap kali dihadapi oleh kaum difabel, Baznaz Baziz DKI Jakarta menginisiasi Program Difabis (Difabel Baznaz Baziz). Program ini hasil kerja sama antara Baznaz Baziz DKI Jakarta dengan Pemprov DKI Jakarta dan Jakpreneur.

Sejak diinisisasi pada akhir tahun 2020, program Difabis mulai efektif pada Februari 2021 dengan hadirnya gerai Difabis di bawah terowongan Kendal.

Menurut Hafidh selaku PIC di sana, untuk melamar pekerjaan syaratnya kaum difabel yang memiiki keinginan bekerja dan mampu bertanggungjawab. Tidak ada syarat pendidikan dan usia seperti lowongan pekerjaan pada umumnya.

Hafidh menuturkan program Difabis ini dibangun agar membuat mereka menjadi lebih berkembang dan percaya diri.

Hafidh mengatakan selama pandemi, pemasukan sempat mengalami penurunan dari bulan Maret hingga Juli. Akan tetapi, mulai naik kembali pada Agustus hingga Desember tahun lalu.

“Karena aturan pengetatan, jadi kita menyesuaikan jam operasionalnya,” kata Hafidh kepada Barisanco.

Namun begitu, teman-teman difabel tidak terdampak. Sebab Hafidh menyebut karyawan masih digaji oleh Baznaz Baziz. Sehingga, mereka tidak terdampak dengan pandemi, kecuali bonus yang didapatkan karena bergantung pada hasil penjualan..

Harga minuman yang ditawarkan oleh gerai Difabis ini pun cukup terjangkau mulai dari harga Rp 12.000-15.000. Difabis memaksimalkan non limbah seperti menggunakan paper untuk wadah minumannya.

Sedangkan untuk setiap gelas minuman yang dijual, keuntungannya antara 4-5 ribu rupiah. Hafidh melanjutkan dari keuntungan yang didapat, sebagiannya akan menjadi bonus teman-teman yang berjaga di Difabis.

Ada pun target market dari Difabis ini terbagi menjadi dua. Pertama untuk Senin sampai Jumat, targetnya adalah karyawan yang bekerja di Sudirman. Sedangkan untuk weekend itu masyarakat yang berolahraga sehingga kemungkinan lebih ramai di pagi hari karena targetnya ialah masyarakat yang berolahraga.

Selama pembukaan hingga hari ini, setiap harinya ada pengawas yang berjaga termasuk Hafidh untuk mengontrol. Dia melanjurkan hingga hari ini, belum ada abuse yang dialami oleh teman-teman difabel yang berjaga.

Selain memberikan akses pekerjaan, teman-teman difabel ini juga diberikan pelatihan yang diadakan sebulan hingga dua bulan sekali.

“Kita mengadakan pelatihan seperti barista, pelayanan, bahkan pelatihan digital. Itu diwajibkan agar mereka juga berkembang. Biasanya kita cari mentor dari luar yang berkompeten di bidangnya.