Aku mengiri
Bagaimana mereka bisa
Merawat cinta dengan airmata
Cinta
1998
Selembar Daun
aku sedang memejamkan mata
memikirkanmu
ketika selembar daun
bagai beludru
biru keemasan warnanya
tiba-tiba jatuh kepangkuanku
kuelus daun yang seperti basah itu
dalam keringan bocah
oh, pasti kau yang mengirimkannya, bukan?
-seperti semua yang tiba-tiba datang
membahagiakan-
semoga isyarat darimu:
cintaku kau terima
1421
Fragmen
bahkan kujenguk surga
kulihat kerendahan hati sang maha penguasa
ketika meminta pendapat hamba-hambanya
dan keberanian mereka
menyatakan pendapat apa adanya
menjelang penciptaan bapa kita:
apakah paduka hendak mencipta
malapetaka di dunia?
ada rahasia yang tak pernah terbuka
ada tanya terus memburu jawabnya:
kenapa ia tetap menciptakannya?
Kenapa lalu semua diminta menghormatinya?
Atau ah, apa hak kita bertapa?
sebelumnya, seperti kemudian juga,
kulihat iblis bermain-main seenaknya
di rongga-rongga tanah liat berbentuk manusia
ada ruang kosong dimana-mana, katanya
aku dari api bisa
selalu keluar-masuk ke dalamnya
aku dari api, tanah liat ini bisa
kubikin buta-bisu-tuli-kaku selamanya
aku dari api, bisa kubakar apa saja
wahai, alangkah congkak lagaknya!
tapi kemudian tuhan meniupkan cahya
memenuhi tiap-tiap rongga yang ada
tanah liat pun bergerak bernyawa
hidup dan merdeka!
di rongga-rongga tanah liatku
aku mencoba menyelam
o, alangkah asyiknya!
Tapi tiba-tiba pusaran gelombang panas api
Mencoba menyedotku
Oleng aku dalam pengap gelap
Tanah liat yang bisa segera membatu
Maka kucari cahaya
O, cahaya!
Apungkan aku dalam samuderamu!
Apungkan,
Aku ingin berlayar saja
Lebih dahulu
Ya Rahman ya Rahim
Wahai Tuhan Maha Pengasih, Maha Penyayang
Jadikanlah bencana yang menimpa mereka
Sebagai tebusan dosa-dosa mereka
Dan jadikanlah kepiluan kami sebagai lecutan agar kami
Benar-benar tobat dan memperbaiki diri
Ya Lathiifu ya Halim
Wahai Tuhan Yang Maha Lembut dan Pemaaf
Engkau Tahu kami sangat lemah dan ringkih
Maka maafkanlah kami bila bersedih dan merintih
Bukan karena tak menerima qad-kadarMu
Tapi karena semata menadah rahmatMu
Ya Qawiyyu ya Matiin
Wahai Tuhan yang Maha Kuat dan Maha Tangguh
Wahai Sumber segala kekuatan dan ketangguhan
Rahmatilah kami dan berikanlah kekuatan dan ketangguhan
Kepada kami
Ya Tawwaabu ya Muntaqimu
Wahai Tuhan yang Mahamenerima taubat
Wahai Tuhan Yang Mahamenghukum
Pabila apa yang melanda kami saat ini adalah cobaanMu
Ampunilah kami, kami mengaku tak tahan lagi
Jadikanlah ini cobaanMu yang terakhir bagi bangsa ini
Apabila ini merupakan hukuman dariMu,
Ampunilah kami, kami menyatakan tobat.
Laa ilaha illa Anta SubhanaKa innaa Kunnaa
Minazhzhaalimin
Tiada tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, Sungguh kami
termasuk orang-orang yang zalim.









