Scroll untuk baca artikel
Blog

Gus Mus: Djawahir Muhammad Sosok Seniman yang Setia dengan Seninya

Redaksi
×

Gus Mus: Djawahir Muhammad Sosok Seniman yang Setia dengan Seninya

Sebarkan artikel ini

“Ketika masuk ke gedung DPRD, beliau malahan ditahan sama Satpam. Ditanya satpam, “Mau apa Kesini?”. Padahal Djawahir Muhammad adalah angota DPRD, Ia menjawab, “Mau cari kerjaan,” ceritanya.

Lebih lanjut agamawan dan sastrawan nasional ini menuturkan, Djawahir Muhammad adalah sosok yang ikhlas dan sosok yang mempunyai sesuatu

“Orang yang memiliki sesuatu biasanya rendah hati. Sementara yang tidak rendah hati biasanya malah tidak memiliki sesuatu,” ujar Gus Mus, Sabtu (14/1/2023) malam.

Gus Mus menambahkan, acara obituari mengenang almarhum Djawahir Muhammad yang sudah lebih dahulu dipanggil Allah Swt selain untuk kepentingan bagi yang diperingati juga memiliki manfaat bagi yang memperingati.

“Banyak orang yang memperingati tapi tidak ingat bahwa kelak akan diperingati,” terangnya.

Gus Mus mengatakan ada ungkapan Arab mengatakan memperingati wafatnya seseorang sama halnya seperti memikul keranda saudara kita ke makam. Suatu ketika engkau memikul keranda ke makam, jangan lupa suatu saat nanti engkau juga akan dipikul karena tidak bisa berjalan sendiri.

“Orang yang masih hidup dan mengingat kematian akan menjadi orang yang baik,” terangnya.

Ketua panitia aHadi Subono mengatakan, ide awal mengadakan acara memperingati wafatnya almarhum Djawahir Muhammad bermula saat para kerabat dan sahabat melayat.

“Acara obituary 100 Hari Djawahir Muhammad sebagai bentuk apresiasi dan rasa cinta kami keluarga besar Aktor Studio kepada sosok beliau yang tidak hanya sebagai guru tapi juga sahabat, teman dan orang tua,” terang Hadi.

Sebelumnya, pada siang hari digelar acara Panggung Bebas dengan tema Semarang dalam Sajak. Panggung bebas ini menghadirkan para penyair Jawa Tengah dan Kota Semarang, sebut saja Dhiyah Endarwati, Any Faiqoh (Kendal), Mas Jumadi dan Muhamad Arifi (Grobogan), Joshua Igo (Magelang), Bontot Sukandar (Tegal), Wage Tegoeh Wijono (Purwokerto), Didid Endro S (Jepara).

Juga Alfiah Ariswati (Karanganyar), Sus S Hardjono (Sragen), Srikanto dan Nung Bonham (Kudus), Aloet Pathi dan Arif Khilwa (Pati), Bayu Nindiyoko (Wonogiri), Mohamad Iskandar (Demak), dan Ribut Achwandi (Pekalongan).

Sementara dari kota Semarang Fransiska Ambar, Artvelo Sugiarto, Wati Dirsan, Es Cao Dewi, Sulis Bambang, Yanti S Sastro Prayitno, Imam Subagyo, Wardjito Soeharso, Shaa Fia, Didiek WS dan Poemblusukan dan Goenoeng serta rebana Kasatmata Creativa.