Usaha-usaha atau perjuangan itu termasuk di dalamnya partisipasi publik, partisipasi politik di antaranya. Saya mengistikahkan ini sebagai “ijtihad politik” Umat untuk membendung kesalah pahaman dan ketakutan kepada Islam.
Dalam sejarahnya Komunitas Muslim Amerika mayoritasnya memberikan suara kepada kandidat dari partai Demokrat. Tentu salah satu pertimbangannya adalah karena Partai Demokrat memiliki “Platform” partai yang lebih bersahabat. Salah satunya adalah bahwa partai ini (secara teori) tidak terlalu ambisi perang. Dana militer dikurangi. Anggaran negara diperbanyak dalam pelayanan masyarakat (social services). Sehingga wajar kalau Republican menuduh mereka sosialis.
Ambillah misalnya zaman Clinton di mana warga Muslim mendukungnya. Salah satu hasil dari dukungan itu adalah ketegasan Presiden Clinton membela warga Muslim di Bosnia ketika itu. Tentu secara global memang Amerik punya kepentingan melawan Rusia saat itu.
Ijtihad politik Umat menjadi lebih nampak pada pilpres Amerika di tahun 2000. Saat itu pertarungan antara Al Gore dari Partai Demokrat dan GW Bush Jr dari Partai Republican. Al Gore adalah mantan wakil Clinton yang cukup populer ketika itu. Sehingga banyak yang memperkirakan Al Gore akan dengan mudah memenangkan pilpres saat itu.
Yang terjadi kemudian adalah Al Gore memilih Senator Lieberman dari Connecticut yang beragama Yahudi dan sangat pro Israel sebagai cawapresnya. Maka orang Islam, khususnya mereka yang immigran menyatukan suara untuk mendukung kandidat Republican GW Bush Jr.
Ijtihad politik ini selain membawa friksi di kalangan Komunitas Muslim, juga membawa mala petaka besar dengan perang Irak II yang telah disebutkan di atas. Belum lagi karena 9/11 2001 berbagai kebijakan GW Bush sangat menekan Komunitas Muslim. Satu di antaranya adalah kebijakan war on terror (perang melawan teror) ternyata banyak dimaknai sebagai perang kepada Islam.
Harapan kemudian tumbuh delapan tahun kemudian. Tiba-tiba ada seorang Afro Amerika, muda dan kharismatik, pintar dan berwawasan luas, lolos menjadi kandidat Presiden Amerika dari Partai Demokrat. Barack Obama menjadi harapan Umat saat itu.
Selain berlatar belakang aktifis, yang pasti paham kehidupan rakyat bawah termasuk keragaman yang ada. Dia juga pernah tinggal di sebuah negara Muslim terbesar dunia (Indonesia). Sedikit banyaknya capres Amerika ini tahu akan Islam yang sesungguhnya. Minimal ada memori tentang kehidupan Umat Islam yang normal (tidak ditakuti).
Ternyata harapan itu tidak juga terbukti secara maksimal. Barack Obama berusaha menjaga jarak (tanpa langsung) dengan Komunitas Muslim Amerika karena tumbuh imej (bahkan tuduhan) jika Barack Obama adalah Muslim yang terselubung.