Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Senggang Tokoh & Peristiwa

Slamet Iman Santoso, Sang Bapak Psikologi Indonesia & Usahanya Menjaga Kehormatan Nasional

:: Ananta Damarjati
17 November 2020
dalam Tokoh & Peristiwa
Slamet Iman Santoso, Sang Bapak Psikologi Indonesia & Usahanya Menjaga Kehormatan Nasional

Ilustrasi barisan.co/Bondan PS

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

Barisan.co – Slamet Iman Santoso lahir di Wonosobo tahun 1907 tanpa mengeluarkan suara tangis. Ia keluar dari rahim ibunya dengan kondisi terbungkus ketuban dan dililit ari-ari sekaligus. Empat puluh lima tahun kemudian, sang bayi bungkus ini mendirikan fakultas psikologi pertama di Indonesia dan ia kemudian dikukuhkan sebagai Bapak Psikologi Indonesia.

Sejatinya, psikologi adalah ilmu yang setua peradaban manusia. Namun berkat Prof. Slamet lah ilmu candra jiwa ini dapat dipelajari di kampus-kampus sampai sekarang. Adalah pidato pengukuhannya sebagai guru besar Universitas Indonesia, 1952, yang menjadi tonggak awal psikologi sebagai disiplin ilmu yang otonom.

Pidato Prof. Slamet kala itu mengambil judul “Pemeriksaan Psikologis Sebagai Dasar untuk Sekolah”. Naskah tulis tangan yang disiapkannya selama tiga minggu itu menyoroti tingginya drop out kalangan mahasiswa tingkat satu dan dua. Pada saat itu, persentase DO mencapai 30-35%.

Untuk itulah, menurut Prof. Slamet, perlu dilakukan pemeriksaan awal sebelum mahasiswa masuk kuliah: “Supaya para siswa yang sebetulnya tidak mampu mengikuti pendidikan universiter, tidak perlu kehilangan waktu dan tidak perlu membuang-buang uang. Demikian pula lembaga pendidikan tidak dibebani pekerjaan yang sia-sia.” Dikutip dari buku otobiografi Slamet Iman Santoso, berjudul Warna-Warni Pengalaman Hidup (1992: 151).

BACAJUGA

Self Pity

Apa itu Self Pity? Berikut Dampak dan Cara Mengatasinya

8 Mei 2023
dejavu adalah

Arti Dejavu dan Penjelasannya Menurut Islam,  Gus Baha: Setiap Orang Mengalami

5 Mei 2023

Pemantapan psikologi sebagai disiplin baru di Indonesia berlangsung antara tahun 1953-1961. Prof. Slamet banyak berembug dengan Presiden Universitas Indonesia, yakni Prof. Dr. Soepomo. “Dalam rangkaian pembicaraan kami kemudian diputuskan, agar sangat berhati-hati dalam menyusun lembaga pendidikan psikologi. Oleh karena yang menjadi objek pemeriksaan adalah … manusia,” tulisnya.

Pertimbangan utama Prof. Slamet dan kolega-koleganya pada saat itu adalah kurangnya tenaga pengajar, yang dengan demikian risiko kegagalan rencana merintis pendidikan psikologi sangat besar. Maka disepakati, bahwa lembaga ini akan disusun secara bertahap, selangkah demi selangkah.

Tahap pertama, lembaga ini tidak langsung mendaku sebagai Fakultas Psikologi, tapi Pendidikan Asisten Psikologi. Setelah prasarana dirasa cukup, ditingkatkan menjadi jenjang sarjana lengkap, dengan nama Pendidikan Ahli Psikologi Tingkat Universitas. Dan akhirnya, setelah benar bisa menghasilkan sarjana, baru memakai nama Fakultas.

“Pada masa tersebut, saya masih mempunyai takhayul, kalau sembarangan memakai nama fakultas, maka kalau gagal bisa kualat,” Tulis Prof. Slamet dalam bukunya (1992: 212).

Prof. Slamet sempat menjadi rektor Universitas Indonesia selama setahun (1973-1974), menggantikan Sumantri Brodjonegoro yang meninggal pada tahun 1973.

Menjaga Kehormatan Nasional

Dalam buku biografinya, Prof. Slamet banyak menyisipkan humor-humor bernas yang sering ia lontarkan selama hidupnya. Suatu saat, ia pernah didatangi utusan dari Istana dan tiba-tiba ditanya: “Apakah Profesor Slamet anti Bung Karno?”

Kaget, Prof. Slamet langsung menanggapi kenapa pertanyaan itu diluncurkan kepadanya. Sang utusan Istana kemudian menjelaskan, “Semua tokoh Universitas Indonesia sering dan biasa datang ke Istana. Cuma Prof. Slamet yang tidak pernah kelihatan.”

Menanggapi itu, Prof. Slamet meminta informasi kepada utusan Istana, siapa saja yang biasa datang ke Istana. Sang utusan Istana kemudian menyebutkan nama-nama: Prof. Sarwono, Prof. Djoened, Prof. Ouw Eng Liang, Prof. Asikin, Prof. Aulia, dan lain-lain.

“Saya tidak pernah datang, oleh karena saya menjaga kehormatan nasional, jelas atau tidak?” Kata Prof. Slamet.

“Kehormatan bagaimana?”

“Begini, Prof. Sarwono adalah ahli kandungan. Kalau beliau datang ke Istana, barangkali Ibu Fatmawati sakit atau perlu diperiksa dalam hal yang urusannya dengan kandungan. Prof. Djoened adalah ahli penyakit anak-anak. Jadi barangkali Guntur atau adik-adiknya sakit.Prof. Ouw Eng Liang adalah ahli penyakit gigi. Mungkin, salah satu penghuni Istana sakit gigi.”

Prof. Slamet melanjutkan, “Prof. Asikin dan Prof. Aulia adalah ahli penyakit dalam. Mungkin batu ginjal Presiden Soekarno ngadat. Lha, saya ini kan ahli penyakit syaraf dan jiwa. Jadi, … ?”

Sang utusan tiba-tiba berdiri, langsung keluar. Tak lama kemudian ia masuk, duduk lagi. Sambil ketawa terpingkal, sang utusan Istana berkata dalam bahasa Jawa: “Mbok menawi mangsuli, ampun mekaten!” Prof. Slamet menjawab, “Lha, kados pundi?” (“Kalau menjawab, mbok jangan begitu!” “Lha, gimana dong?”).

Topik: PsikologiSlamet Iman SantosoTokohUniversitas Indonesia
Ananta Damarjati

Ananta Damarjati

Warga negara Indonesia, tinggal di Jakarta

POS LAINNYA

Mengenang Tragedi Trisakti, Tonggak Sejarah Lahirnya Reformasi di Indonesia
Tokoh & Peristiwa

Mengenang Tragedi Trisakti, Tonggak Sejarah Lahirnya Reformasi di Indonesia

12 Mei 2023
delima silalahi penerima anugerah lingkungan goldman 2023
Sosok

Delima Silalahi Penerima Goldman Environmental Prize, Gerakan Menanam dan Merestorasi Ekosistem

26 April 2023
Di Balik Lirik Lagu Hari Lebaran Karya Ismail Marzuki yang Masih Relevan Hingga Sekarang
Tokoh & Peristiwa

Di Balik Lirik Lagu Hari Lebaran Karya Ismail Marzuki yang Masih Relevan Hingga Sekarang

22 April 2023
Politik Jadi Bagian dari Proses Pendewasaan Joko Purnomo
Sosok

Politik Jadi Bagian dari Proses Pendewasaan Joko Purnomo

21 April 2023
Awal Mula Perkawanan M. Chozin Amirullah dengan Anies Baswedan
Tokoh & Peristiwa

Awal Mula Perkawanan M. Chozin Amirullah dengan Anies Baswedan

21 April 2023
Bela Hak Buruh Berujung Dipecat, Dani Eko Wiyono Justru Semakin Gigih Berjuang
Sosok

Bela Hak Buruh Berujung Dipecat, Dani Eko Wiyono Justru Semakin Gigih Berjuang

12 April 2023
Lainnya
Selanjutnya
Baca buku

Cara Mengabdi Pegiat Literasi

Anies polda metro jaya

Pemanggilan Anies Baswedan, Tidak Wajar dan Sarat Muatan Politis

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

Pengurus DPW Jubir Milenial Anies Banten Resmi Dikukuhkan, Siap Menangkan Anies
Terkini

Pengurus DPW Jubir Milenial Anies Banten Resmi Dikukuhkan, Siap Menangkan Anies

:: Redaksi
29 Mei 2023

Relawan sejatinya bekerja tanpa bayaran dan mengedepankan keihlasan dalam berjuang memenangkan Anies Baswedan. BARISAN.CO - Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Jaringan...

Selengkapnya
Dipercepat! Mobil Listrik Bebas Bea Balik Nama dan Pajak Tahunan Mulai Tahun Ini

Dipercepat! Mobil Listrik Bebas Bea Balik Nama dan Pajak Tahunan Mulai Tahun Ini

29 Mei 2023
Pemilu Turki: Kemenangan Petahana, Kekalahan Lembaga Survei

Pemilu Turki: Kemenangan Petahana, Kekalahan Lembaga Survei

29 Mei 2023
Era Disrupsi, Pejabat dan Pengamat

Era Disrupsi, Pejabat dan Pengamat

29 Mei 2023
Izinkan Kembali Ekspor Pasir Laut, LaNyalla Ingatkan Presiden Jokowi

Izinkan Kembali Ekspor Pasir Laut, LaNyalla Ingatkan Presiden Jokowi

29 Mei 2023
pohon politik

Buah Viral Dari Pohon Politik

29 Mei 2023
Kontes Kecantikan

Akademisi Paramadina Soroti Caleg 2024, Artis dan Tokoh Publik Rasa “Kontes Kecantikan”

29 Mei 2023
Lainnya

SOROTAN

Pemilu Turki: Kemenangan Petahana, Kekalahan Lembaga Survei
Opini

Pemilu Turki: Kemenangan Petahana, Kekalahan Lembaga Survei

:: Yayat R Cipasang
29 Mei 2023

JUDUL di atas adalah bentuk dari sinisme yang akut. Ternyata, tidak hanya di Indonesia lembaga survei memiliki penyakit akut melainkan...

Selengkapnya
Era Disrupsi, Pejabat dan Pengamat

Era Disrupsi, Pejabat dan Pengamat

29 Mei 2023
Profesor, Kompresor, Tangan Kiri Capres dan Netizen yang Usil

Profesor, Kompresor, Tangan Kiri Capres dan Netizen yang Usil

27 Mei 2023
PDIP Ngebet Bertemu Prabowo, Suara Ganjar Kritis?

PDIP Ngebet Bertemu Prabowo, Suara Ganjar Kritis?

25 Mei 2023
Terimakasih Gunung Agung!

Terimakasih Gunung Agung!

23 Mei 2023
Sukarno Punya Marhaenisme, Anies Punya Suwartoisme

Sukarno Punya Marhaenisme, Anies Punya Suwartoisme

22 Mei 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Risalah
  • Sastra
  • Khazanah
  • Sorotan Redaksi
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang